Ahli Waris Peserta Jamsostek di Banyuwangi Dilatih Wirausaha
BPJS Ketenagakerjaan menggelar pelatihan kewirausahaan bagi ahli waris penerima manfaat program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Sehingga, selain santunan dan beasiswa yang didapatkan, para ahli waris bisa tetap mendapatkan penghasilan untuk kesejahteraan keluarganya.
“Mereka dilatih, tidak hanya keterampilannya saja, tetapi juga cara menjualnya,” jelas Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, saat menutup pelatihan di Banyuwangi, Jumat, 26 Agustus 2022.
Program ini diberi nama Membership Empowerment Benefit Program (MEBP). Di Banyuwangi total ada 20 orang ahli waris peserta program JKK dan JKM penyelenggaraan jaminan kesehatan yang dikenal dengan sebutan BPJamsostek ini. Ada berbagai pelatihan yang diberikan di antaranya membatik, membuat kue dan keterampilan lainnya.
Dalam program ini, menurut Anggoro Eko Cahyo BPJamsostek bekerjasama dengan HIPMI dan beberapa yang bisa memberikan kontribusi termasuk yang berkaitan dengan permodalan. Dia menegaskan, tidak hanya berhenti pada tahapan pelatihan mereka juga akan didampingi untuk pemasarannya.
“Yang terpenting setelah ini mereka tetap didampingi supaya bisa tetap meneruskan (usahanya). Makanya kita kerja sama dengan HIPMI dan Pemkab, biar bisa mendampingi dan menyemangati terus,” tegasnya.
Dengan program ini, dia berharap ada keberlanjutan dalam keikutsertaan BPJamsostek. Karena dengan membuka usaha maka para ahli waris itu memiliki penghasilan. Dan dengan memiliki penghasilan maka mereka akan menjadi peserta BPJamsostek.
“Dengan begitu akan terjadi sustainability. Begitu ibunya (ahli waris) bekerja lagi, punya penghasilan maka jadi peserta baru lagi. Maka kesejahteraan keluarga kalau terjadi risiko terlindungi,” tegasnya.
Dia mengapresiasi dukungan yang diberikan Pemkab Banyuwangi dalam mengedukasi masyarakat untuk menjadi peserta BPJamsostek. Ke depan pihaknya akan bersama Pemkab terus berupaya agar seluruh pekerja yang ada di Banyuwangi terlindungi.
“Karena Banyuwangi baru 19 persen, baru 123 ribu. Masih ada 500 ribu lagi yang belum terlindungi. Mudah-mudahan ini bisa berlanjut terus,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyatakan, pihaknya selama ini memang sudah melakukan kerja sama dengan BPJamsostek. Tidak hanya untuk keikutsertaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) tetapi juga staf yang tidak terakomodir sebagai ASN. Seluruhnya kita kerjasamakan dengan BPjamsostek.
“Beberapa sektor menjadi program kami (untuk menjadi peserta BPJamsostek) contohnya nelayan penderes nira kelapa dan penambang belerang juga,” tegasnya.
Lebih jauh Ipuk menyebut, pemberdayaan kewirausahaan ini seiring dengan program pemerintah daerah dan juga arahan presiden. Di mana UMKM harus diperkuat. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi bisa cepat karena UMKM tumbuh, ekonomi arus bawah tumbuh. “Dengan sinergi ini bisa saling menguatkan satu sama lain,” jelasnya.
Salah satu ahli waris peserta Program JKK dan JKM, Naning Dwi Jatmikowati, 50 tahun, menyatakan, suaminya yang bekerja sebagai nakhoda kapal di Penyeberangan Padangbai-Lembar meninggal sekitar dua tahun lalu.
Setelah suaminya meninggal, dirinya mengaku telah mendapatkan santunan jaminan kematian, jaminan hari tua dan juga beasiswa untuk anaknya.
Setelah pelatihan ini dirinya akan mencoba melakukan wirausaha. Dia mengaku sudah mendapatkan pelatihan membatik dan membuat kue serta makanan. Rencananya, setelah ini dirinya akan mencoba membuat wirausaha membuat abon. “Katanya setelah pelatihan kita tetap didampingi sampai benar-benar bisa berwirausaha,” ujarnya.
Advertisement