Ahed Tamimi, Simbol Baru Perjuangan Bangsa Palestina Pengganti Yasser Arafat
Usianya baru 17 tahun Desember mendatang. Cantik, pandai, dan berani. Remaja ini, Ahed Tamimi telah menjadi ikon baru bagi perjuangan bangsa Palestina. Sejak meninggalnya Yasser Arafat bulan November 2004, perjuangan bangsa Palestina seperti tak memiliki tokoh lagi, sebagai ikon atau simbol perjuangan.
Ahed Tamimi akan menggantikan Yasser Arafat. Dia, dan ibunya, Nariman , hari Sabtu 29 Juli lalu bebas dari penjara Israel. Dia dibui karena keberaniannya yang luar biasa, menampar dan menendang tentara Israel dari halaman rumahnya.
Begitu bebas, Ahed langsung ziarah ke makam Yasser Arafat. “Yasser Arafat adalah idola seluruh bangsa Palestina. Kami semua berdoa untuknya, karena dia meninggal dalam perjuangan untuk kepentingan bangsa Palestina,” kata Ahed Tamimi, dalam wawancara sehari setelah dibebaskan.
Kepada AFP, Tamimi mengerti bahwa dia kini telah menjadi "simbol" dari Palestina.
“Tentu saja hidup saya telah banyak berubah. Saya banyak berubah selama di penjara, ”kata Tamimi.
“Saya menjadi lebih fokus, lebih sadar juga. Penjara membuat seseorang cepat tua. Dalam satu hari usia Anda bertambah 100 tahun, ”katanya di halaman belakang rumahnya di desa Nabi Saleh, Tepi Barat, Palestina.
Ditanya apakah dia akan melakukan hal yang sama jika dia tahu itu akan meringkuk di balik jeruji selama berbulan-bulan, dia mengatakan, ya saya akan menampar tentara Israel lagi.
Ditanya apakah dia akan melakukan hal yang sama jika dia tahu itu akan meringkuk di balik jeruji selama berbulan-bulan, dia mengatakan, ya saya akan menampar tentara Israel lagi.
*Video Desember 2017 saat Ahed Tamimi menampar tentara Israel di halaman rumahnya.
Dia bercerita, saat tentara Israel telah memasuki halaman rumahnya pada bulan Desember tahun lalu, saat berlangsungnya protes besar. Dia melihat sendiri, seorang sepupunya ditembak oleh tentara Israel dengan peluru karet dan mengenai kepalanya.
Dia kemudian mendatangi tentara Israel itu, dan mengusirnya. Serta menendang dan menamparnya. Video peristiwa Desember tahun lalu menjadi viral. Kemudian mengundang simpati dunia. Tetapi empat hari kemudian, Tamimi dan ibunya dijemput paksa oleh tentara Israel langsung dipenjara.
"Saya tidak melakukan kesalahan apa pun yang harus saya sesali. Seandainya saya tahu saya akan dipenjara delapan bulan, tentu saja saya akan tetap melakukannya karena itu adalah reaksi alami saya terhadap tentara Israel yang masuk ke halaman rumah saya dan menembaki saudara-saudara saya, menembaki orang-orang dari desa saya," katanya.
"Dalam situasi seperti itu, aku memukulnya. Kalau orang lain mungkin akan membunuhnya."
Bagaimana langkah kehidupannya mendatang ? Dia berharap akan dapat mengejar gelar sarjana hukum untuk mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan israel terhadap bangsa Palestina.
Tamimi mengatakan dia berharap untuk belajar hukum untuk mengekspos masalah pendudukan Israel ke seluruh dunia.
Keberanian Tamimi sudah lama muncul. Ketika dia baru berumur 14 tahun, foto dirinya menggigit tangan seorang prajurit untuk mencegahnya menangkap seorang anggota keluarga menjadi juga viral.
Israel menuduh Tamimi dieksploitasi dan digunakan oleh keluarganya untuk kemudian diviralkan. Tapi Tamimi membantah. “Keluarga saya tidak pernah mengeksploitasi saya,” katanya.
“Saya cukup dewasa dan saya tahu penyebabnya. Saya tahu konsekuensi yang akan timbul dari memilih jalan ini. Saya bukan anak kecil. Bangsa Palestina bukan bangsa baru. Israellah yang baru, dan menduduki tanah milik bangsa Palestina,” kata Ahed Tamimi, ikon baru perjuangan bangsa Palestina. (afp/nas)