Agustus, Mentan Tunggu Ekspor 3 Kabupaten
Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi pertanian yang tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan lokal, regional, dan nasional tetapi juga didorong untuk dieskpor. Saat pandemi Covid-19, sektor pertanian terbukti bisa menghidupi pangan rakyat negeri ini.
“Kepala daerah jangan hanya menyuruh warganya menanam, harus didorong untuk ekspor. Agustus mendatang, saya tunggu tiga bupati ekspor komiditas pertanian,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahril Yasin Limpo saat meresmikan gedung baru Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Muneng di Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Sabtu, 26 Juni 2021.
Di Indonesia terdapat lima IP2TP di bawah Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Balitkabi merupakan unit pelaksana teknis (UPT) dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian.
Ketiga bupati di Jatim yang ditunggu ekspor komoditas pertaniannya adalah, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, Bupati Jombang Mundjidah Wahab, dan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. Ketiga bupati tersebut hadir saat mentan meresmikan gedung baru IP2TP Muneng.
Mentan pun mempertanyakan sebanyak 541 kepala daerah (bupati/walikota) se-Indonesia. “Mosok tidak ada satu pun bupati yang bisa ekspor pertanian, harus bisa,” ujar mantan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) itu.
Dikatakan kondisi alam Indonesia yang tanahnya subur, disinari matahari, serta hujan merupakan potensi besar pertanian. “Kenapa pertanian negara-negara lain maju, kita tidak? Berarti kita kurang rajin, kurang berusaha,” kata mentan.
Mentan menyebutkan, sebenarnya pada tahun lalu (2020) ekspor pertanian dari Indonesia meningkat 15,4%. “Nilainya Rp540 triliuan. Tahun ini hingga triwulan pertama 36,2% atau senilai Rp200 triliun,” kata politisi Nasdem itu.
Sektor pertanian demikian tangguh bahkan saat negeri ini menghadapi pandemi Covid-19. “Siapa yang ngasih makan negeri ini kalau tidak dari sektor pertanian?” ujarnya.
Mentan mengaku, bangga selama dua tahun terakhir Indonesia tidak lagi mengimpor beras. “Selama dua tahun ini kita seperti era Pak Harto yang swasembada beras,” kata mantan politisi Partai Golkar itu.
Ditanya soal negeri ini yang terus-menerus impor kedelai, mentan mengakuinya. “Kekurangan ini harus dipersiapkan sampai pada titik negeri bisa mencukupi kebutuhan sendiri. Apa yang dibutuhkan oleh rakyat sehari-hari seperti kedelai, ya harus dicukupi,” katanya.
Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah (pusat) tetapi tanggung bersama. “Termasuk tanggung jawab daerah untuk mencukupi kebutuhannnya,” tambah mentan.
Masih terkait kedelai, mentan memberikan bantuan 10 ton benih kedelai kepada 10 penangkar benih. Kedelai tersebut diharapkan menjadi sumber benih bagi benih sebar untuk lahan kedelai seluas sekitar 180.000 hektare.
Pada kesempatan itu, mentan juga merilis ekspor ubi jalar varietas Beta 1 sekitar 2 ton dan varietas Antin seberat 24 ton ke China. China membutuhkan 100 ton ubi jalar per bulan. “Kita juga mengekspor kecap ke Belanda dan Australia,” kata mentan.