Menikmati Wisata Desa berbasis Sawah di Lamongan
Berwisata di tengah sawah. Apa menariknya? Paling cuma melihat hamparan padi, lumpur, atau petani yang lagi nyangkul tanah. Eiiit...nggak semua sawah lho.
Buktinya sawah di Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan ini tak pernah sepi di kunjungi wisatawan. Setiap harinya ratusan hingga ribuan pengunjung datang untuk menikmati pesona dan keunikan lain di sawah yang telah disulap menjadi Agro Edi Wisata ini.
Pihak pemerintah desa (Pemdes) Besur bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Besur Makmur sejak dua Minggu terakhir resmi membuka area persawahan itu sebagai obyek wisata.
Tepatnya setelah selesai digunakannya lokasi itu untuk tempat gelar teknologi perlindungan tanaman se Jawa Timur, Selasa 30 Oktober 2018 lalu.
"Lokasi persawahan ini di desain khusus sebagai percontohan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) nasional. Tidak disangka jika kemudian banyak di kunjungi wisatawan," kata Kepala Desa (Kades) Besur Abdul Haris Suhud kepada ngopibareng.id, Minggu 11 November 2018.
Melihat banyaknya kunjungan wisatawan pihak Pemdes akhirnya terinspirasi untuk mengelola lahan pertanian seluas 3 hektar itu menjadi obyek wisata. Jika sebelumnya pengunjung bisa parkir dan masuk gratis ke sawah, sejak dua pekan terakhir dikenakan tarif masuk Rp 2 ribu perorang. Sedang untuk parkir motor Rp 2 ribu dan mobil Rp 5 ribu.
"Sejak dikelola desa rata-rata dalam sehari bisa mendapatkan pemasukan Rp1,5 juta. Itu belum dari jasa parkir yang dikelola pemuda karang taruna," kata kades mantan jurnalis televisi ini.
Keberadaan Agro Edi Wisata juga mampu menggerakkan ekonomi warga dengan tumbuhnya pedagang kecil di sepanjang area lokasi wisata.
"Terdapat puluhan warga yang berjualan di sekitar lokasi wisata baik jualan makanan, minuman dan mainan anak. Selain itu banyak pemuda yang sebelumnya nganggur sekarang bekerja mengelola tempat parkir," kata Haris.
Menurutnya untuk pengembangan agro Edi Wisata masih perlu banyak pembenahan. Di antaranya jalan setapak di area persawahan yang sebagian besar masih jalan tanah sehingga sering becek saat hujan turun. Idealnya jalan setapak dibangun cor atau diplester.
"Penataan pedagang juga perlu dilakukan karena selama ini mereka berjualan di tepi jalan raya sehingga sering menimbulkan kemacetan," kata Haris lagi.
Saat ini padi di lokasi wisata sedang memasuki musim panen. Untuk menjaga keberlangsungan obyek wisata yang menempati lahan desa tersebut menurut Haris akan segera dilakukan tanam padi susulan.
"Lokasi wisata tidak akan putus ditanami padi sehingga akan tetap bisa di kunjungi wisatawan, " kata Haris lagi.
Kepala UPT Pertanian Kecamatan Sekaran Hari Prihartono menambahkan, sawah di Desa Besur bisa d tanami sepanjang tahun karena didukung irigasi dari sungai Bengawan solo.
"Musim kemarau juga bisa tanam karena irigasinya memadai," ujar Hari Prihartono.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan dikonfirmasi terpisah mengatakan Besur Agro Edi Wisata layak menjadi destinasi wisata unggulan Kabupaten Lamongan.
"Pengelolaannya oleh Pemdes namun mampu dikembangkan menjadi wisata yang menarik kunjungan wisatawan," ujar Rudi Gumilar
Agro Edi Wisata di Desa Besur memiliki keunikan dari jenis padi yang ditanam. Selain jenis varietas unggulan pengelolaan padi menggunakan bahan organik dari pupuk, dan obat tanaman.
Di sepanjang pematang sawah ditanami beraneka jenis bunga yang saat ini tengah tumbuh bermekaran. Tanaman bunga tersebut merupakan jenis bunga anti hama. Indah sekaligus menjadi penangkal hama bagi tanaman padi.
Di lokasi persawahan terdapat beberapa gazebo dengan tanaman labu dengan buahnya yang tumbuh bergelantungan. Terdapat pula sawung di tengah sawah yang banyak digunakan pengunjung melepas lelah.
Wisatawan yang berkunjung ke Besur Agro Edi Wisata ini tidak hanya dari sekitar Kabupaten Lamongan namun juga dari wilayah lain seperti Tuban, Bojonegoro, Gresik dan Surabaya.
"Lokasi wisatanya memang cukup menarik. Setahu saya jarang ada obyek wisata persawahan. Hanya perlu penambahan tempat permainan anak dan sarana pendukung lainnya," cetus salah satu pengunjung asal Tuban Safira Elok. (tok)
Advertisement