Agar Tak Kembali Terjadi Kerumunan, Partai Bentuk Satgas Covid-19
Pendaftaran bakal calon pasangan Walikota Surabaya dan wakilnya dari PDI Perjuangan pada 4 September 2020 lalu, tampaknya menjadi pelajaran serius bagi partai berlambang moncong banteng putih ini.
Betapa tidak, meski pemerintah sudah mewanti-wanti jangan sampai terjadi cluster pemilihan kepala daerah, namun antusiasme warga yang ingin ikut mengantarkan pasangan Eri Cahyadi dan Armuji mendaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya tak bisa dibendung. Arak-arakan dan kerumunan pada pendaftaran ke KPU Surabaya pun akhirnya tak terelakan.
Kejadian arak-arakan dan kerumunan pada saat pendaftaran pasangan bakal calon kepala daerah pun mendapat perhatian serius dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan.
"Saya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya, mendapat teguran keras dari pengurus pusat akibat kejadian tersebut," kata Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya saat berbincang dengan Ngopibareng.id
Tak lama setelah kejadian itu, DPP PDI Perjuangan pun mengintsruksikan untuk setiap DPC di kota mana pun yang wilayah menjalankan pemilihan kepada daerah serentak, untuk membentuk Satgas Covid-19. Tim Satgas Covid-19 ini bertugas sebagai tim pemantauan untuk menilai pelaksanaan protokol kesehatan di setiap kampanye pasangan calon kepala daerah.
Satgas Covid-19 DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya berjumlah 30 orang. Mereka sengaja dipilih anak-anak muda yang mempunyai mobilitas yang tinggi. Setiap hari mereka harus berkeliling di minimal lima tempat kampanye, untuk memastikan kampanye sudah menerapkan protokol kesehatan.
"Mereka berangkat beberapa jam sebelum kampanye dimulai. Satgas ini yang akan melakukan asesmen apakah kampanye akan dilaksanakan sesuai protokol kesehatan atau tidak," ujar Adi Sutarwijono yang akrab di panggil Awi ini.
Jika dalam asesmen mereka menilai kampanye yang akan dilakukan tak memenuhi syarat protokol kesehatan. Misalnya, panitia gagal membendung jumlah massa yang hadir, maka Satgas Covid-19 PDI Perjuangan ini akan merekomendasikan untuk membatalkan kampanye di tempat tersebut.
"Pernah ada kejadian massa kampanye yang membeludak karena dibarengkan dengan acara sedekah bumi. Maka terpaksa kampanye dibatalkan," kata Awi.
Masa menjadi kecewa karena tak bertemu dengan calon pemimpin mereka? "Tentu saja kecewa. Tapi itu akan menjadi pembelajaran bagi jaringan setempat untuk taat menerapkan protokol kesehatan," tegas Awi.