Agama yang Paling Jauh dari Tuhan, Humor Gus Dur Bersama Agamawan
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di antara tokoh NU yang paling dengan tokoh agama lain. Semasa hidupnya, Gus Dur selalu melakukan dialog antarumat bergama untuk menciptakan kerunan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
Di tengah-tengah setiap ceramah, Gus Dur selalu menyelipkan humor-humor yang mencairkan suasana. Humor Gus Dur terkadang bisa bikin salah paham bagi beberapa orang yang menelan mentah-mentah.
Padahal Gus Dur dalam guyonan tersebut punya maksud "merendah" dan tidak ingin "meninggikan diri" di hadapan teman bicaranya.
Presiden ke-4 RI, misalnya, pernah menyebut, agamanya adalah yang paling jauh dari Tuhan dibanding agama temannya yang Kristen dan Budha. Gus Dur tentu tahu bahwa Islam adalah agama yang paling tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi, dan pasti Gus Dur meyakini hal ini karena merupakan hadits Nabi Saw, yaitu: “Al-Islamu ya’lu walaa yu’la alaih”.
Gus Dur bersama Biksu dan Pendeta
Tokoh agama Islam, Kristen, dan Budha sedang berdebat. Gus Dur tentu sebagai wakil dari agama Islam. Ketika itu, diperdebatkan mengenai agama mana yang paling dekat dengan Tuhan ?
Seorang biksu Budha menjawab duluan. “Agama sayalah yang paling dekat dengan Tuhan, karena setiap kita beribadah ketika memanggil Tuhan kita mengucapkan ‘Om’. Nah kalian tahu sendiri kan seberapa dekat antara paman dengan keponakannya?”
Seorang pendeta dari agama Kristen menyangkal. “Ya tidak bisa, pasti agama saya yang lebih dekat dengan Tuhan.” ujar pendeta
“Lah kok bisa ?” sahut biksu penasaran.
“Kenapa tidak, agama anda kalau memanggil Tuhan hanya om, kalau di agama saya memanggil tuhan itu ‘Bapa’ Nah kalian tahu sendiri 'kan lebih dekat mana anak sama bapaknya daripada keponakan dengan pamannya,” jawab pendeta.
Gus Dur yang belum mengeluarkan argumen masih tetap tertawa malah terbahak-bahak setelah mendengar argumen dari pendeta.
“Loh kenapa anda kok tertawa terus?” tanya pendeta penasaran.
“Apa Anda merasa bahwa agama anda lebih dekat dengan tuhan?” sahut biksu bertanya pada Gus Dur.
Gus Dur masih saja tertawa sambil mengatakan “Ndak kok, saya ndak bilang begitu. Boro-boro dekat,... justru agama saya malah paling jauh sendiri dengan Tuhan.” jawab Gus Dur dengan masih tertawa.
“Lah kok bisa ?” tanya pendeta dan biksu makin penasaran.
“ Lah bagamana tidak. Lha wong kalau di agama saya itu kalau memanggil Tuhan saja harus memakai Toa (pengeras suara),” jawab Gus Dur.
Ha ha ha….
Begitulah Gus Dur, mampu menertawakan diri sendiri.