Afghanistan Riwayatmu Kini
Tiga bulan berkuasa, Emirat Islam Afghanistan belum mendapat pengakuan dari negara lain. Dalam pertemuan keamanan di China pada 28 Oktober 2021 yang diselenggarakan oleh Institut Internasional Keamanan China (CICR) dihadiri utusan dari RRC, Iran, Rusia, Pakistan. Keempat negara itu sepakat tidak akan menjadi negara pertama yang mengakui Emirat Islam Afganistan (EIA).
Pokok persoalannya adalah para pemimpin Afghanistan gagal mencapai kesepakatan tentang “pemerintahan inklusif dan penghormatan terhadap HAM”, khususnya hak hak perempuan. Seorang perempuan Afghanistan lulusan fakultas Farmasi di Indonesia mengabarkan bahwa ia tidak lagi bisa bekerja lagi sejak EIA berkuasa.
Ada perbedaan tajam, antara kelompok Akhundzada (moderat) dengan kelompok Hakkani (radikal). Akhundzda yang pendukungnya paling besar, dalam batas tertentu mendukung suatu pemerintahan inklusif dan mengizinkan perempuan mengisi jenis pekerjaan bagi perempuan.
Tokoh Hakkani, Sirajuddin Hakkani kini menduduki Menteri Dalam Negeri, suatu posisi strategis karena mengendalikan keamanan dalam negeri. Meskipun pendukung Akhundzada lebih besar, tetapi Jaringan milisi Hakkani merupakan kekuatan militer utama Taliban selama periode perlawanan terhadap pemerintah Republik Islam Afganistan.
Pada pertengahan Oktober 2021 , Panglima militer EIA Mullah Mohammad Yacob, putera Mullah Umar (almarhum, bagian Kelompok Akhundzada) umumkan rencana pembentukan Angkatan Bersenjata, selain berasal dari milisi Taliban juga merekrut eks-pasukan Angkatan Bersenjata pemerintah sebelumnya. Hal ini bisa dibaca sebagai upaya untuk membangun keseimbangan kekuatan yang baru.
Belum adanya pengakuan dunia mengakibatkan Afghanistan terisolir secara politik dan ekonomi. Secara terbatas, perwakilan badan kemanusiaan internasional mulai beroperasi menyalurkan bantuan amal.
Tetapi Iran dan Pakistan yang berbatasan langsung sejauh ini masih menutup perbatasannya. Akibatnya panen buah anggur, delima, tien, kurma dan buah kering lainnya tidak bisa diekspor. Hanya Uzbekistan, negara tetangga yang memberikan bantuan 500 ribu ton gandum kepada Afghanistan.
Suara suara dari dalam negeri Afghanistan menghendaki agar dunia mendukung kekuatan moderat di Afghanistan. Pencairan asset Afghanistan di bank bank Eropa dan Amerika Serikat mungkin merupakan isu yang menarik untuk mempengaruhi terjadinya perubahan dinegara tersebut. Pembekuan sepenuhnya lebih menguntungkan posisi Kelompok Radikal.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat Sosial Politik, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2010-2015. Tinggal di Jakarta.
Advertisement