Afghanistan Jadi Negara Pariah? Ini Reaksi Dunia atas Taliban
Pendudukan Ibu Kota Afghanistan, Kabul oleh Taliban sejak akhir pekan lalu, masih menimbulkan kekacauan dalam negeri. Pada Rabu 18 Agustus 2021, Taliban menembak mati tiga warga yang berdemonstrasi dengan membawa bendera Afghanistan di Kota Jalalabad.
Keberadaan Taliban yang menguasai Afghanistan, mendapatkan reaksi beragam dari dunia internasional.
Akankah Afghanistan menjadi "negara pariah", terisolasi dari pergaulan dunia internasional? Inilah yang di kalangan para pengamat masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
Namu, dari pernyataan sikap sejumlah negara dunia, masih terbelah antara yang jelas menolak kerja sama dengan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban dan dukungan sementara. Begitu pun lebih banyak negara yang belum menyatakan sikapnya.
Tengara Amerika Serikat
Saat kunjungan ke India pada 28 Juli 2021, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperkirakan, Afghanistan akan menjadi "negara pariah", bila Taliban mengambil alih kekuasaan. Di matanya, Afghanistan tidak menghormati hak masyarakatnya, Afghanistan menjalankan kekejaman terhadap masyarakatnya.
Sementara itu, delegasi tingkat atas dari Taliban telah mengunjungi China untuk meyakinkan para pejabat tentang kewajiban internasional mereka di Afghanistan.
Di China, pemimpin kelompok bersenjata itu meyakinkan Bejing, mereka takkan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai basis perang melawan negara lain. Salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar di antara delegasi lain yang mengunjungi China, saat kelompok militan tersebut melanjutkan serangan besar-besaran di Afghanistan, termasuk di sepanjang daerah perbatasan Afghanistan-China.
Perbatasan Afghanistan-China hanya sepanjang 76 kilometer, dan berupa dataran tinggi yang terjal tanpa persimpangan jalan. China takut Afghanistan kemudian dimanfaatkan sebagai tempat panggun pementasan perlawanan kelompok separatis Uighur di Xinjiang.
1. Kanada
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau secara tegas mengatakan Kanada tidak memiliki rencana untuk mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan.
“Kanada tidak ada rencana untuk mengakui Taliban sebagai pemerintahan di Afghanistan,” ujar Trudeau dalam pidatonya Selasa 17 Agustus 2021.
Trudeau menjelaskan, sikap Kanada itu merefleksikan kebijakan yang telah diambil pada 20 tahun lalu, ketika Taliban memimpin pemerintahan di Afghanistan.
“Ketika mereka di dalam pemerintahan 20 tahun lalu, Kanada tidak mengakui pemerintahan mereka. Mereka telah mengambil alih dan menggantikan pemerintahan demokratis yang terpilih dengan paksa. Dan seperti yang Anda tunjukkan, mereka diakui sebagai organisasi teroris di bawah hukum Kanada,” tegasnya.
2. India
Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar menyatakan, hubungan bilateral dengan Afghanistan akan terus berlanjut atas dasar hubungan sejarah di masa lalu.
“Pertama-tama Anda menggunakan kata investasi bagi kami hal itu merefleksikan hubungan sejarah dengan rakyat Afghanistan. Saya rasa hubungan dengan rakyat Afghanistan secara jelas berlanjut dan itu akan menuntun kami untuk mendekati Afghanistan dalam beberapa hari kedepan,” ucap S. Jaishankar usai menggelar pertemuan dengan perwakilan PBB dan Amerika Serikat, Rabu 18 Agustus 2021.
Menlu India menambahkan, pihaknya terus memantau situasi di Kabul, khususnya pasca masuknya Taliban ke Ibu Kota Afghanistan itu.
“Untuk saat ini seperti yang telah saya katakan ini adalah hari-hari yang masih awal. Fokus kami saat ini adalah untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga India di sana,” terang S. Jaishankar.
3. China
Tiongkok merupakan salah satu negara yang secara terbuka, menyatakan dukungannya kepada Taliban. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying awal pekan ini menyebut, Tiongkok menyambut baik keinginan Taliban yang disebutnya telah menyampaikan berulang kali untuk adanya partisipasi Tiongkok dalam pembangunan di Afghanistan.
“Taliban Afghanistan telah berulang kali menyatakan keinginan mereka untuk mengembangkan hubungan baik dengan China, bahwa mereka menantikan partisipasi China dalam rekonstruksi dan pembangunan Afghanistan, dan mereka tidak akan pernah membiarkan kekuatan apa pun menggunakan wilayah Afghanistan untuk membahayakan China. Kami menyambut ini,” ungkap Hua Chunying.
4. Rusia
Sinyal dukungan terhadap Taliban untuk pemerintahan di Afghanistan yang ditunjukkan Rusia, juga tampak dari pernyataan Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov.
Dalam keterangan resminya, Zhirnov menyebut, “Situasi dalam kondisi damai dan baik, dan semuanya tenang di kota. Situasi di Kota Kabul di bawah Taliban adalah lebih baik dari pada di bawah Presiden Ashraf Ghani”.
Kepemimpinan Sementara Afghanistan
Sementara, Wakil Presiden Amrullah Saleh telah ditunjuk sebagai “caretaker” selama kekosongan posisi presiden.
Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan keluarga diketahui tengah berada di Uni Emirat Arab setelah kabur ke Uzbekistan pada Minggu 15 Agustus 2021, yang kemudian dimanfaatkan Taliban untuk menduduki Kota Kabul.