Adu Semut, Humor Bertutur Amrin Pembolos
Tokoh humor kita, Amrin Pembolos, sesekali seperti berlatih pidato. Atau latihan ceramah di depan cermin. Tapi, kali ini ia tak menggebu-gebu seperti gaya pidato Bung Karno atau pun Bung Tomo saat mengobarkan revolusi.
Amrin Pembolos mencoba untuk bertutur seolah menjadi sosok bijaksana yang memberi nasihat. Tapi, ya karena yang menyampaikan Amrin Pembolos, kita tetap bisa tersenyum. Setidaknya, tersenyum di depan cermin sambil mengaca diri.
Ini materi renungan yang disampaikan tokoh humor kita, Amrin Pembolos. Catatan: disebut Amrin Pembolos karena saat sekolah ia gemar membolos, seraya seperti gaya anak remaja tempo dulu, melipat buku catatannya dan menyimpan di saku celana. Ah, mari kita perhatikan gaya bertuturnya:
Bila kita pergi ke wilayah gurun dan menangkap 100 ekor semut merah dan 100 ekor semut hitam besar dan menaruh mereka di dalam mangkuk, maka mereka baik-baik saja.
Namun jika mangkuknya kita goyang-goyang dengan cukup kuat, lalu semutnya diletakkan kembali ke tanah maka semut-semut itu mulai saling menyerang dan bahkan mereka sampai saling membunuh satu sama lain.
Semut merah mengira bahwa semut hitam ini adalah musuh mereka. Sebaliknya semut hitam juga mengira semut merah ini adalah musuh mereka.
Padahal dalam kenyataannya musuh mereka yang sesungguhnya adalah orang yang menggoyang-goyangkan mangkuk tersebut yang telah memprovokasi mereka. Sehingga mereka saling membenci,memusuhi bahkan saling menyerang dan membunuh.
Inilah aktor intelektual di balik pertengkaran dan permusuhan sesama anak bangsa di berbagai negara di dunia.
Fenomena inilah yang saat ini dialami oleh bangsa-bangsa yang negerinya hancur karena adu domba perpecahan.
Jadi sebenarnya yang harus dipikirkan dan dipertanyakan adalah siapa yang telah mengaduk-aduk kita supaya saling bermusuhan hingga saling membunuh dengan berbagai alasan dan isu ini?
Mulai dari isu SARA (sentimen ras dan agama), golongan dan isu-isu lainnya yang tujuannya satu hanya untuk membuatmu saling membenci, bermusuhan, dan bertengkar. Bisa juga saling membunuh seperti semut tadi.
Pikirkanlah, gunakanlah akal sehat karena kita bukan semut dan jangan mau diadu seperti semut.
Jika ada orang yang mempengaruhi atau mengajak kita untuk saling bermusuhan, waspadalah! Jangan-jangan dia bagian dari orang-orang pemegang mangkuk semut tersebut.
"Segeralah sadar jangan tunggu sampai negeri kita hancur oleh cara-cara adu semut ini.
"Lebih-lebih dalam menghadapi tahun politik 2024. Tetap jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pegang kuat empat dasar konsensus bangsa: Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika."
Diam-diam Amrin Pembolos telah bertutur pada dirinya sendiri. Ia pun seperti ngantuk lagi. Tapi, semoga tak terlelap karena lupa kerja.