Adolf Hitler, Permohonan Ganti Nama Pidato di Rumah Sakit Jiwa
Adolf Hitler, pemimpin Jerman paling banal dalam sejarah. Diktator yang kejam dengan sikapnya yang anti-Semitisme. Genoside terhadap orang-orang Yahudi menjadi komitmen yang brutal dalam sejarah atas kebijakan Hitler pada Perang Dunia II.
Begitu pun, anekdot dan olok-olok tentang dirinya selalu aktual. Aktual karena jiwa seorang banal, diktator dan kekejaman, tak akan kikis dalam perjalanan umat manusia -- meskipun kita hidup di abad paling rasional.
Mari kita baca anekdot penuh tawa dan menggelikan ini.
Permohonan Ganti Nama
Sesudah Adolf Hitler memegang kekuasaan, seorang warga kota pergi ke Kantor Polisi bagian urusan kependudukan untuk mohon ganti nama.
Anggota polisi berkata: "Dalam keadaan biasa, kami tak mengizinkan ganti nama. Bapak mohon ganti nama, apa alasan Bapak? Bisakah Bapak memberitahuku nama Bapak apa?"
"Adolf Kaki Bau."
"Ya, masalahnya sangat jelas, nama ini perlu diganti. Kalau begitu, Bapak akan menggantinya dengan nama apa?"
"Morts Kaki Bau."
Bahaya Melakukan Penggabungan
Tahun 1937, pembicaraan orang-orang di Wina, ibu kota Austria, terpusat pada "bahayanya melakukan penggabungan."
Guru ilmu bumi berkata dengan tegas: "Hitler selamanya tak bisa menyerbu Austria, kalau tidak, bisa terjadi perang secara besar-besaran. Mari kita perhatikan bola bumi ini, Jerman di sini, hanya sebesar ini, dan di sekitarnya ada Inggris, Prancis, masih ada Rusia, semua lebih besar daripada Jerman, AS lebih-lebih tak usah dikatakan..."
Sambil menggeleng-gelengkan kepala, guru ilmu sejarah berkata: "Ini aku juga tahu. Tetapi saudaraku, Hitler apakah juga tahu hal ini?"
Pidato di Rumah Sakit Jiwa
Pada suatu hari, Hitler pergi ke sebuah rumah sakit jiwa untuk melakukan ceramah mengenai perang. Ia masih belum mulai angkat bicara, di bawah podium meledak suara gemuruh tepuk tangan histeris para hadirin.
"Mengapa kamu tidak bertepuk tangan?" tanya Hitler dengan suara keras sambil menunjuk seorang pendengar yang tiada bergeming di situ.
"Yang Mulia Bapak Kepala Negara, penyakit gilaku kini sudah sembuh."
Advertisement