Pilkada Serentak, Musim Panen Bagi Parpol
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana mengingatkan partai politik jangan menjadi penjual tiket pilkada.
Menurutnya, kalau ada partai lebih suka 'menjual' tiket pilkada ke orang lain daripada kadernya, artinya partai tersebut gagal melakukan kaderisasi, dan akan melemahkan partai itu sendiri. Sehingga setiap Pilkada selalu munggu calon yang mau membeli tiketnya untuk persyaratan administrasi pencalonan.
"Partai tersebut tak ubahnya dengan calo pilkada. Karena cenderung akan mencari calon yang berani membayar lebih mahal," kata Aditya kepada Ngopibareng.id Minggu, 29 Desember 2019.
Aditya mengatakan, kasus jual beli tiket untuk pilkada bukti materialnya sulit dilacak, tapi jual beli bendara partai, jual beli perahu, dan jual beli tanda tangan untuk maju ke pilkada sudah umum.
"Walaupun partai kecil kalau menjadi penentu syarat administrasi untuk bisa lolos ikut pilkada, tarifnya bisa lebih mahal," kata Aditya. Ia juga menyebutkan jika harganya tergantung kebutuhan.
Saking lazimnya praktik seperti ini, Aditya mengatakan, bahwa sampai ada anggapan pilkada serentak merupakan musim panen atau hari rayanya parpol. Sebab banyak calon kepala daerah yang akan 'setor'.
Aditya mengambil contoh, partai politik yang berebut mendukung anak-anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin.
Seperti diketahui, mereka (anak Presiden dan Wapres) sudah mendaftarkan diri ke sejumlah parpol untuk mendapat dukungan di Pilkada 2020.
Namun Aditya menilai, jika keluarga Jokowi-Ma'ruf jadi diusung, hal itu dinilai bisa melemahkan parpol, meski parpol menyambut hangat jika anak-anak Presiden dan Wapres maju lantaran popularitas yang tinggi.
"Mereka harus punya kepastian siapa yang menang. Sehingga ketika ada orang yang ingin mendorong anak-anak presiden atau wakil presiden atau siapapun itu, maka itu pasti akan disambut oleh partai. Karena mereka tahu itu ada keuntungan yang bisa diperoleh. Mereka pasti akan populer, elektabilitas diyakini ada," jelas Aditya.