Ada Tren Penurunan Jumlah Siswa di Banyuwangi
Fenomena penurunan jumlah siswa terjad di Banyuwangi. Kondisi ini bahkan sudah mulai terlihat sejak satu dekade terakhir. Kondisi ini membuat banyak sekolah mengalami kekurangan murid akibat minimnya pendaftar.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menyatakan, berkurangnya jumlah siswa ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Di antaranya banyak bermunculan lembaga pendidikan hingga menurunnya jumlah anak dampak dari efektivitas program keluarga berencana.
"Dulu orang tua di era seperti saya bisa punya anak tiga sampai lima. Namun saat ini berbeda, saat ini rata-rata dua," jelasnya, Kamis, 10 Agustus 2023.
Namun, lanjutnya, kemungkinan ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Agar bisa benar-benar dipastikan penyebabnya.
Dia menjelaskan, penurunan jumlah siswa di Banyuwangi sudah mulai terjadi setelah tahun 2010. Di mana, saat itu sekolah sudah mulai mengalami kesulitan mendapatkan siswa. Kondisi ini juga berpengaruh pada penurunan jumlah lulusan.
“Jumlah lulusan setiap tahun rata-rata mengalami penurunan lima persen, baik itu SD ataupun SMP. Paling banyak penurun lulusan SD," bebernya.
Kondisi ini juga berdampak pada “kesehatan” sekolah. Banyak sekolah yang kekurangan murid dan akhirnya harus dilakukan merger atau penggabungan. Suratno menyebut, hingga Agustus 2022 total sudah ada 12 sekolah yang dimerger. “Baik yang berada di wilayah kota ataupun pedesaan,” ungkapnya.
Merger sekolah, lanjutnya, dilakukan apabila jumlah keseluruhan siswanya kurang dari 60 orang. Meski demikian, merger ini tidak bisa serta merta dilakukan. Ada tahapan panjang yang harus dilalui.
"Bila segala upaya sudah dilakukan tapi tetap kesulitan mencari peserta didik, maka terpaksa harus dimerger," tegasnya.