Ada Sunda di London
Apresiasi besar diberikan masyarakat London, Inggris, terhadap seni budaya Indonesia. Mereka terpesona oleh atraksi para seniman Sunda yang disajikan Kedutaan Besar Indonesia.
Aksi para seniman Sunda itu adalah bagian dari Silaturahmi Idul Fitri 1439 H. Acara tersebut digelar Kedutaan Besar Indonesia di London belum lama ini. Silaturahmi dilakukan di Wisma Nusantara, atau kediaman resmi Duta Besar Indonesia di London.
Para seniman Sunda dihadirkan oleh KBRI London, di bawah koordinasi Atdikbud E Aminudin Aziz.
Acara ini terbuka untuk umum. Duta Besar RI di London Rizal Sukma mengungkapkan, antusiasme publik terhadap event ini sangat positif.
“Kami tentu gembira karena event ini direspons positif masyarakat London. Mereka begitu menikmati berbagai hiburan yang disajikan,” ungkap Rizal.
Suasana silaturahmi semakin seru dengan hadirnya seni budaya Sunda. Seniman Sunda Imam Jimbot yang berkolaborasi dengan akademisi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, mampu memukau pengunjung.
Kolaborasi ini begitu mahir memainkan berbagai instrumen musik berbasis Sunda. Show menjadi spesial lantaran nuansa tradisional bertemu modern melalui gitar dan biola.
Aksi unik ini benar-benar menjadi pemikat ampuh. Buktinya sekitar 1.600 warga London berkumpul di Wisman Nusantara. Mereka menikmati aksi seniman-seniman Sunda dengan berbagai ekspresi. Mulai ikut bergoyang mengikuti irama hingga beraksi merekan momen memakai handphone. Semua dibuat terkesima oleh aksi Jimbot dan kolega.
“Area pertunjukan sangat ramai oleh pengunjung yang mayoritas warga lokal. Mereka sangat atraktif dan menikmati pertunjukan ini. Event ini juga menjadi pengobat rindu kampung halaman bagi warga Indonesia yang tidak mudik Lebaran. Semuanya berkumpul di sini,” terang Rizal lagi.
Selain di acara ini, Imam Jimbot pun akan menghadiri berbagai workshop. Khususnya mengenai kecapi, seruling, dan kendang di beberapa sekolah dan universitas di London. Ada School of Oriental and African Studies (SOAS) dan Universitas Birmingham.
Menguatkan unsur kearifan lokal, seniman Sunda serba bisa Lili Suparli ditampilkan. Aksinya adalah bermain wayang golek berkolaborasi dengan Rudi Mukhram.
Show wayang golek menjadi semakin hidup di tangan Lili dan Rudi. Karakter tokoh yang ditampilkan semakin kuat. Tokoh wayang golek Cepot dan Dawala pun mampu mengundang gelak tawa para pengunjung.
Lili dan Rudi saat ini sedang mengikuti program Residensi kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London di Universitas Goldsmiths.
Rizal menambahkan, agenda ini telah memberikan kegembiraan kepada semua pengunjung.
“Semua pengunjung terhibur. Warga lokal bahkan terlihat sangat puas. Intinya agenda ini memberikan pengalaman baru kepada mereka. Kami tentu berharap, mereka semakin mengenal Indonesia. Lalu, datang langsung ke Indonesia untuk menikmati beragam eksotisnya budaya dan alamnya,” jelasnya.
Agenda Silaturahmi Idul Fitri 1439 H pun berubah menjadi ajang branding efektif. Terlebih, Inggris adalah pasar potensial pariwisata Indonesia. Sepanjang quartal pertama tahun 2018, jumlah kunjungan wisatawan Inggris ke Bali naik 7,37%. Jumlah riilnya mencapai 74.769 wisatawan. Pertumbuhan ini pun menempatkan Inggris sebagai big five donatur wisatawan terbesar menuju Pulau Dewata.
“Kami tentu harus menjaga iklim kompetitif arus kunjungan wisatawan Inggris ke Indonesia. Agenda ini juga upaya semakin mendekatkan Indonesia kepada masyarakat Inggris. Untuk itu, event ini sudah didesain sedemikian rupa hingga menarik,” jelasnya lagi.
Mitra KBRI melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan, terpesona oleh atraksi para seniman Sunda yang disajikan Kedutaan Besar Indonesia.
Gary Griffiths dan Paul Smith, mengaku semakin kagum dengan keberagaam seni budaya di Indonesia. Mereka sebelumnya sudah bergabung dalam Program Residensi Seniman Angklung di Havering Music School (HMS) pada tahun 2018 ini.
“Kami sangat takjub. Kami kagum karena Indonesia memiliki beragam seni budaya. Dari Sunda ini saja seni budayanya sudah sangat banyak. Ada seni musik, tari, dan drama. Hal ini tentusangat menarik bagi kami. Sebab, kami sangat menikmati keindahan,” kata Gary yang diamini oleh Paul.
Apresiasi pun diberikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Baginya, pasar wisatawan Inggris harus dikuatkan dengan berbagai program branding.
“Mendatangkan ribuan pengunjung ini bagus. Sebab, pariwisata di Indonesia akan semakin dekat dengan warga Inggris. Kami memberikan apresiasi,” terangnya. (*)