Serum Antibisa Ular di Indonesia Terbatas
Indonesia memiliki puluhan jenis ular berbisa yang tersebar di seluruh pulau. Namun keberadaan ular tersebut tidak dibarengi dengan serum antibisa ular yang memadai.
Peneliti Herpetofauna dari NK Research, Universitas Brawijaya (UB), Ahmad Muammar Kadafi, mengatakan ada sekitar 77 jenis ular berbisa di Indonesia.
"Kalau dari literatur, ada 77 ular berbisa," katanya dalam acara Bincang Ular yang diadakan oleh Klaras Edukasi, di Jalan Ijen, Kota Malang, Minggu 5 Januari 2020.
Sementara sampai saat ini, Kadafi menyebutkan, bahwa Indonesia hanya memiliki dua jenis serum antibisa ular. Serum antibisa ular itu digunakan untuk berbagai jenis ular atau disebut polivalen.
"Sekarang Indonesia kayaknya sudah pada posisi benar-benar wajib untuk melakukan beberapa hal terkait pembuatan antivenom," katanya.
Sementara itu, Ketua Reptile Addict Malang (RAM) Hafid Andrian mengatakan, serum antibisa ular harus monovalen, artinya satu antibisa untuk satu jenis ular. Hal ini untuk memastikan efektivitas pengobatan ketika terjadi kasus gigitan ular.
"Jadi harus punya satu antibisa untuk satu jenis ular. Misalnya weling, antibisa khusus untuk weling," jelasnya.
Ditambahkan Kadafi bahwa antibisa ular monovalen merupakan cara paling efektif untuk menolong orang yang digigit oleh ular berbisa.
"Karena biar efektif dan efisien pengobatannya. Sejauh ini dari pengalaman kami, ada yang terkena bisa itu belinya mesti ke luar negeri yakni ke Thailand dan dikirimnya itu gak langsung hari itu juga, tapi menunggu berhari-hari dan lama," tuturnya.
Maka itulah, jika Indonesia mempunyai 77 jenis ular berbisa, maka serum antibisa ularnya juga harus berjumlah sebanyak 77.
Kadafi mengatakan pemerintah harus menaruh perhatian terhadap bahaya bisa ular. Sebab, ular sering bersentuhan langsung dengan warga.
"Antibisa itu sangat berguna. Ular kan di lingkungan banyak sekali. Dan masyarakat tidak tahu mana yang berbisa dan tidak," jelasnya.
Seperti diberitakan oleh ngopibareng.id sebelumnya, pakar Herpetofauna dari Universitas Brawijaya (UB), Nia Kurniawan, memberikan tips kepada masyarakat agar tidak panik saat menjumpai ular kobra. Jika panik justru memancing reaksi dari reptil tersebut.
“Kalau ketemu ular kobra jangan panik. Karena bisa memancing reaksi dari ular tersebut," ujarnya, Selasa 23 Desember 2019.
Pria yang akrab disapa Wawan itu mengimbau supaya ular kobra tidak dibuat mainan. Sebab, ular kobra memiliki kemampuan untuk menyemburkan racunnya. Menurutnya, ular kobra akan menyemburkan bisanya jika dalam kondisi terdesak.