Ada Proyek Tunnel KBS, Jalan Joyoboyo Ditutup, Ini Rute Alternatifnya
Dinas Perhubungan Kota Surabaya dan Polrestabes Surabaya akan menutup sisi utara Jalan Joyoboyo. Menyusul digarapnya Pembangunan terowongan bawah tanah (tunnel) bagi pejalan kaki, yang menghubungkan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dan Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Ketua Tim Angkutan dan Terminal Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Ali Mustofa menjelaskan, rekayasa lalu lintas akan berjalan sejak Sabtu 15 Juni 2024, sejalan dengan dimulainya proses pembangunan terowongan tersebut.
"Kendaraan dari arah Jalan Gunung Sari menuju Darmo atau Wonokromo bisa melewati Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk. Alternatif lainnya bisa melewati Jalan Brawijaya dan sisi selatan Jalan Joyoboyo," ungkap Ali, Jumat 14 Juni 2024.
Ali Mustofa mengatakan, untuk kendaraan jenis truk yang memiliki maksimal dua sumbu masih dapat melewati Jalan Joyoboyo yang berada di sisi selatan, sebelum melewati SMP Katolik Santo Yosef, yang berada di sisi barat TIJ.
"Jadi sebelum Sekolah Santo Yosef, dia ke arah kanan atau arah selatan, kemudian ke kiri arah timur menyusuri Terminal Joyoboyo arah timur kemudian masuk langsung ke jalur Jalan Wonokromo, tepatnya di depan Polsek Wonokromo. Jadi pengalihan arus ini hanya memindah dari sisi utara terminal ke arah sisi selatan terminal," terangnya.
Ali menjelaskan, pihaknya telah memasang papan imbauan di beberapa titik jalan, yang bertujuan untuk menginformasikan pengalihan arus lalu lintas di sekitar Jalan Joyoboyo. Khususnya bagi kendaraan truk yang bersumbu lebih dari dua.
"Untuk papan-papan imbauan kita taruh di dekat pertigaan Jalan Gajah Mada, Jalan Brawijaya, dan dekat SMP Santo Yosef. kita juga pasang di exit tol Karah dan Banyu Urip, sehingga kendaraan atau truk-truk bersumbu lebih dari dua bisa mencari alternatif di tol Waru atau tol Dupak," katanya.
Sementara itu untuk proses pengerjaan terowongan Ali menjelaskan Pemerintah Kota Surabaya berusaha untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
"Jadi kita mulai membentuknya dari tengah, lalu ke sisi utara dan ke barat. Kita harap kalau dikerjakan dari tengah bisa dikerjakan lebih cepat, tiga bulan bisa selesai," tegasnya.
Ali juga menjelaskan, sebagai upaya agar proses pengerjaan terowongan bawah tanah nantinya tidak mengganggu kenyamanan dari satwa yang berada di KBS, pihaknya telah memiliki plan lain untuk melakukan pengerjaan pada siang dan sore hari.
"Sebenarnya proses pengerjaannya itu 24 jam. Namun, jikalau proyek ini mengganggu satwa di KBS, maka akan kita laksanakan pada siang sampai sore hari. Bangunan yang dikategorikan sebagai cagar budaya yang ada di KBS pun tidak ada yang tersentuh proyek pembangunan ini," ungkapnya.
Terowongan bawah tanah, yang memakan anggaran kurang lebih sejumlah Rp32 miliar ini, diharapkan dapat memberi kenyamanan bagi masyarakat, yakni para pengunjung KBS ataupun para pejalan kaki untuk dapat melintasi Jalan Joyoboyo yang terbilang padat.
"Urgensinya adalah untuk peningkatan keselamatan masyarakat karena volume kendaraan yang melintas di sana sekitar 17 ribu per harinya. Jadi, masyarakat kalau hendak menyebrang bahaya, tapi dengan kehadiran terowongan nanti, masyarakat bisa safe. Tidak terganggu dengan kecepatan kendaraan bermotor," pungkasnya.
Advertisement