Ada Perahu Baja, Tambang Pasir Bengawan Solo Berhenti Beroperasi
Saat masyarakat dihebohkan oleh temuan tiga perahu baja peninggalan kolonial. Ada hal lain yang ikut terdampak dan tidak banyak diperhatikan. Penambang pasir Bengawan Solo yang berada di seputar lokasi penemuan bangkai perahu baja tersebut berhenti beroperasi.
Memang sejak dulu, di sekitar lokasi penemuan perahu tersebut, terdapat tambang pasir. Lokasinya berdekatan.
"Dulu, tambang pasir ini milik orang lain, lalu dibeli oleh teman saya sekitar tiga tahun yang lalu. Sudah lama menambang pasir disini," kata Yatno, salah seorang pekerja tambang pasir, saat ditemui ngopibareng.id, Sabtu 12 Oktober 2019.
Yatno menjelaskan, bahwa sejak tiga perahu baja tersebut ditemukan, dia bersama kawan-kawannya yang lain, yang biasanya setiap hari melakukan aktivitas tambang pasir tersebut, kini berhenti tidak bekerja lagi.
Hal tersebut dikarenakan perahu penambang yang digunakan untuk mengangkut pasir selalu kandas, terhalang oleh perahu baja tersebut jika hendak mendekat ke lokasi tambang.
"Sejak ada perahu-perahu (baja) ini, kami berhenti bekerja, tidak bisa beroperasi karena perahu kita tidak bisa bersandar ke dekat lokasi tambang," ucap pria yang pernah jadi TKI di Malaysia tersebut.
Akibatnya, menurut Yanto, sejak beberapa hari yang lalu, ia beserta kawan-kawannya yang lain tidak dapat bekerja sebagaimana biasanya.
Yanto yang telah bekerja di tambang pasir sejak dua tahun lalu tersebut pun berharap, agar perahu baja yang masih terpendam tersebut segera diangkat. Supaya ia dan kawan-kawannya yang lain dapat beroperasi untuk menambang pasir lagi.
"Kalau perahu-perahu baja tersebut sudah diangkat, ya otomatis kita bisa kerja lagi. Harapannya, supaya ini pihak-pihak manapun saja bisa mengangkatnya, agar saya dan teman-teman bisa kerja menambang pasir lagi," ungkapnya.
Sebelumnya, warga Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan digemparkan oleh penemuan tiga perahu baja di Sungai Bengawan Solo.
Setelah dilakukan proses identifikasi oleh BPCB Jatim, rupanya diduga kuat bahwa perahu tersebut merupakan peninggalan zaman kolonial.
Tak ayal, banyak warga sekitar yang rela jauh-jauh untuk datang melihat perahu-perahu tersebut karena penasaran akan penampakan perahu baja peninggalan zaman Kolonial tersebut.