Ada Pengaruh Budaya dalam Memahami Al-Quran, Kata Prof Quraish
Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Muhammad Quraish Shihab mengatakan, ada pengaruh budaya dalam memahami Al-Quran kecenderungan terjadi pada setiap orang. Dan semua bisa benar dan bisa salah.
"Selama ini, dalam masyarakat kita ada yang berkata bahwa kita tidak boleh memahami Al-Quran kecuali sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat Arab dulu," kata penulis Tafsir Al-Quran Al-Misbah.
Prof Quraish sendiri menolak hal itu. Ia menegaskan, harus ada pengaruh budaya dalam agama.
"Dalam agama ada budaya, dalam budaya ada agama," kata pakar Ilmu Tafsir ini.
Prof Quraish memberi contoh mengenai pendapat bahwa musafir yang diperbolehkan untuk melakukan tayamum.
"Itu hasil pemikiran. Bukan teks keagamaan, tetapi sudah masuk ke dalam budaya. Budaya ini masuk ke agama," kata Prof M Quraish Shihab.
Menurut mantan Menteri Agama tersebut, hal itu merupakan hasil dari pemikiran.
"Itu hasil pemikiran. Bukan teks keagamaan, tetapi sudah masuk ke dalam budaya. Budaya ini masuk ke agama," jelasnya.
Contoh yang bisa ditemukan di Indonesia yakni mengenai zakat. Selama ini zakat fitrah di Indonesia diharuskan dengan beras.
Tentunya berbeda dengan zakat di Irak atau di negara-negara timur tengah lain. Hal ini juga dipengaruhi perbedaan budaya.
"Jadi di dalam agama ada budaya. Mestinya dalam budaya juga ada agama," tegasnya sekali lagi.
Dengan demikian, rincian ajaran agama tentu berbeda-beda.
Islam hanya satu prinsipnya, tetapi rinciannya, menurut Quraish, berbeda-beda.
"Islam datang menemui masyarakat Arab. Terus dia bertindak menyebar ke Mesir, ke Iraq, dan lain-lain. Ini semua ada budayanya," ungkapnya.
Islam, menurut pria berkacamata ini, begitu kuat sehingga sebagian produk budaya masyarakat diubahnya.
Contohnya Mesir yang sudah tidak menggunakan bahasa Mesir, melainkan sudah menggunakan bahasa Arab.
Sedangkan bahasa di Indonesia tidak berubah. Bahasa kita tidak menjadi bahasa Arab.
Namun, sekian banyak kosa kata bahasa Arab masuk ke dalam bahasa Indonesia.
"Jadi budaya kita juga butuh," tutur Prof Quraish Shihab, dalam Special Event Focus Group Discussion UIN Maulana Malik Ibrahim "Al-Qur'an dan Kaderisasi Calon Ulama" di UIN Maulana Malik Ibrahim, belum lama ini. (adi)