Ada Pasien Suspek, Probabel, dan Konfirmasi. Apa Bedanya?
Selama pandemi, ada beberapa status berbeda yang diberikan pada pasien yang berkaitan dengan Covid-19. Mulai dari suspek, probabel, dan kasus konfirmasi. Lantas apa bedanya? Berikut dilansir dari Kawal Covid-19.
Suspek
Suspek adalah orang dengan gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Memiliki demam hingga 38 derajat Celsius, disertai gejala batuk, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia ringan hingga sedang.
Selain itu suspek juga memiliki riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir, atau riwayat kontak dengan pasien prpbabel atau konfirmasi, selama 14 hari terakhir.
Selain gejala di atas, orang dengan gejala ISPA berat yang tidak memiliki penyebab lain, dengan sesak napas dengan frekuensi napas lebih besar dari 30 kali per menit, dan saturasi alkohol kurang dari 90 persen, juga masuk dalam kategori pasien suspek.
Suspek seharunya menjalani karantina sambil menunggu hasil PCR keluar.
Probabel
Sedangkan kasus probabel diambil pada pasien suspek dengan gejala ISPA berat atau meninggal, dengan gambaran klinis yang mengarah ke Covid-19, tanpa ada hasil pemeriksaan PCR.
Sehingga kasus probabel masuk dalam golongen suspek kriteria 3, yang hanya menunggu hasil PCR serta ada gejala lain yang mengarah ke Covid-19. Pasien probabel harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Konfirmasi
Kasus konfirmasi diambil pada seseorang yang memiliki hasil tes PCR positif Covid-19. Pasien juga menunjukkan gejala penyerta yang dialami kasus suspek atau probabel, atau juga tidak mengalami gejala penyakit penyerta, alias asimtomatik.
Kontak Erat
Sedangkan, kategori berikutnya yaitu kontak erat. Kelompok ini adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probabel atau konfirmasi Covid-19, namun tidak memiliki gejala sama sekali.
Kontak erat seharusnya mendapat prioritas untuk dites PCR, untuk mencegah potensi penularan yang lebih besar. Kontak erat juga seharusnya menjalani karantina.