Ada Pakaian Adat China Dalam Gambar Uang Kertas Rp75.000?
Pemerintah dan Bank Indonesia resmi merilis uang kertas pecahan Rp75.000 bertepatan dengan HUT ke–75 Kemerdekaan Republik Indonesia, pada Senin 17 Agustus 2020.
Alat pembayaran sah yang hanya dicetak sebanyak 75 juta lembar itu, bisa diperoleh masyarakat dengan melakukan pemesanan secara daring pada tautan https://pintar.bi.go.id, sejak 17 Agustus 2020 pukul 15.00 WIB.
Di tengah antusiasme publik untuk memburu uang baru tersebut, seorang pengguna Twitter malah terlihat memberikan respon berbeda.
Pemilik akun Twitter melalui cuitannya pada Senin, tampak menyoroti salah satu gambar orang dengan pakaian adat, yang termuat di uang kertas baru pecahan Rp75.000 itu.
Berikut isi unggahan Twitter itu:
"Apakah di hari kemerdekaan tampilnya uang baru terdapat jg pakaian adat china komunis?".
Akun dengan 175 pengikut di Twitter itu juga menyematkan tiga gambar, yang merujuk pada cuitannya tersebut.
Namun, benarkah pakaian adat China termuat dalam uang kertas baru Rp75.000?
Menurut Antara, pakaian adat yang tercantum pada uang kertas baru itu bukanlah dari China. Itu adalah pakaian adat milik Suku Tidung, di Kalimantan Utara, sebagaimana termuat dalam buku "Pakaian Adat Sebagai Identitas Etnis: Rekonstruksi Identitas Suku Tidung Ulun Pagun" mengacu laman resmi kemdikbud.go.id.
Dalam buku ini, suku Tidung lebih dikenal sebagai suku Dayak yang telah beragama Islam. Namun di antara suku Tidung, terdapat kelompok masyarakat yang mengidentifikasikan dirinya bukan Dayak dan menyebut dirinya sebagai Tidung Ulun Pagun, dikenal sebagai suku Tidung beragama Islam dan hidup dengan budaya pesisir.
Jika mengacu pada laman Wikipedia, suku Tidung diterangkan sebagai suku yang tanah asalnya berada di bagian utara Pulau Kalimantan (Kalimantan Utara). Suku ini juga merupakan anak negeri di Sabah, atau merupakan suku bangsa yang terdapat di Indonesia maupun Malaysia (negeri Sabah).
Suku Tidung semula memiliki kerajaan yang disebut Kerajaan Tidung. Tetapi kerajaan itu punah karena politik adu domba oleh pihak Belanda.
Sementara,Bank Indonesia melalui laman resminya menyatakan bahwa gambar anak-anak yang menggunakan pakaian adat mewakili wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia dalam uang kertas baru itu memiliki makna memperteguh Kebhinekaan.
Dengan demikian, narasi yang beredar dalam cuitan di Twitter itu memuat informasi yang salah atau hoaks.
Mengenai uang baru ini, juga beredar informasi adanya sandi rahasia pada uang baru pecahan Rp 75.000. Dalam narasinya dijelaskan bahwa angka 75 lebih besar dibandingkan tiga angka nol mempunyai arti bahwa 75 persen aset milik negara telah dikuasai asing.
Menurut website Kemenkoninfo, setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya klaim itu keliru. Angka nol yang dicetak kecil bertujuan untuk mempertegas peringatan kemerdekaan ke-75 tahun RI. BI juga menegaskan bahwa uang rupiah khusus pecahan Rp 75.000 bukan merupakan program penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya atau redenominasi. (ant/Info)
Advertisement