Ada Orang Surabaya di Balik Sukses Bhayangkara FC dan Persija
Tidak banyak yang tahu siapa tokoh di balik sukses jawara Liga 1 dua musim terakhir, Bhayangkara FC dan Persija. Faktanya cukup mengejutkan, karena di sana bercokol orang-orang yang sama, khususnya di jajaran ofisial kedua tim tersebut. Ya, di situ ada gerbong Surabaya yang dibawa Gede Widiade saat masih menangani Bhayangkara FC.
Selain Gede selaku Direktur Utama Persija, ada Rahmad Sumanjaya yang menjabat sebagai Sekretaris tim, serta Eko Yudiono yang menempati posisi sebagai Media Officer. Meski tak terkait dengan teknis di lapangan, ketiga nama ini disebut-sebut sebagai tokoh yang memiliki andil atas sukses Bhayangkara dan Persija di Liga 1 2018.
Seperti diketahui, Gede merupakan pengusaha properti asal Surabaya yang hidup di Jakarta. Dia lahir dan besar di kawasan Pulo Wonokromo, sebuah kampung lawas di Kota Pahlawan. Layaknya kebanyakan arek Suroboyo, kecintaan Gede pada sepak bola tak perlu diragukan.
Totalitas Gede dalam mengurusi sepak bola tidak sebatas tenaga dan pikiran, gelontoran uang hingga puluhan miliar rupiah rela ia berikan. Maka tak heran, bila Gede mampu mengantarkan The Guardian-julukan Bhayangkara FC, dan Persija menjadi juara Liga 1 dalam dua musim beruntun.
Setali tiga uang dengan Gede, Rahmad Sumanjaya yang dipercaya sebagai Sekretaris tim Persija ini juga lahir dan besar di Surabaya. Jebolan Stikosa AWS ini mengawali kariernya sebagai Sekretaris Persebaya Divisi Utama yang sekarang berganti nama menjadi Bhayangkara FC.
Meski statusnya hanya Sekretaris, Rahmad tak melulu hanya mengurusi administrasi klub, karena dia juga dikenal sebagai sosok yang mampu menangani banyak hal, termasuk memecahkan persoalan di internal maupun eksternal tim.
Kemampuannya dalam bernegosiasi dengan pemain menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mempertahankan, menggaet sejumlah bintang baru, dan membuat seisi tim nyaman dengan keberadaannya, baik saat masih di Bhayangkara FC maupun Persija.
Sama halnya dengan Rahmad, Eko merupakan salah satu personel di manajemen Bhayangkara FC saat meraih mahkota juara. Mantan jurnalis salah satu media lokal Surabaya ini memiliki pengetahuan luas tentang sepak bola Indonesia, serta jago dalam mengelola publikasi maupun masalah kehumasan tim sepak bola.
Pengalamannya sebagai pengurus sejumlah klub lokal Surabaya serta Askot PSSI Surabaya era Gede Widiade membuat Eko piawai memainkan perannya sebagai Media Officer.
Jika ketiga nama itu ada di belakang layar Bhayangkara FC dan Persija, sang juru taktik Macan Kemayoran, Stefano “Teco” Cugurra juga bukan nama asing bagi publik Surabaya. Maklum, sebelum berkarier di Thailand bersama Chiangrai United, Osotspa Samut Prakan, Royal Thai Navy, dan dua musim di Persija, pria asal Brasil ini pernah menjadi asisten pelatih fisik Persebaya ketika dinahkodai Jacksen F. Tiago (sekarang pelatih Barito Putera). Tercatat, dua musim Teco berada dalam jajaran tim pelatih Persebaya.
Selain Teco, juga ada Mustaqim. Asisten pelatih teknik Persija ini juga asli arek Suroboyo. Saat masih jadi pemain, Mustaqim adalah striker andalan Persebaya di era 1980 hingga 1990-an.
Sosoknya yang kebapakan konon membuat para pemain Persija selalu merasa terayomi. Mustaqim juga dikenal jago dalam memotivasi para pemain, sehingga para penggawa Macan Kemayoran selalu tampil ngotot di setiap pertandingan.
Mengacu pada sukses Bhayangkara FC dan Persija, tampaknya orang-orang Surabaya maupun mereka yang pernah berkarier di sepak bola Surabaya cukup mumpuni dalam mengurusi sebuah klub sepak bola, atau bisa ditarik kesimpulan, bila klub ingin meraih gelar juara di kompetisi kasta tertinggi tanah air, mereka perlu mencoba memasukkan orang Surabaya ke dalam manajemennya. Bravo sepak bola Surabaya!