Ada lho Jamaah Kopidiniyah, Mau Ikut?
Dunia kopi yang begitu cetar membahana rupanya juga memunculkan sisi lain yang keren. Bahkan responsif. Apa itu? Kreativitas!
Mungkin bosan dengan istilah kopi yang begitu-begitu saja, Prast_tja yang membuka kedai kopi bergaya angkringan di kawasan Kutisari, Surabaya, membuat tagline berbeda untuk kedai kopinya. Dia membuat kostum lucu asik bertuliskan "Jamaah Kopidiniyah".
Beberapa tahun terakhir, kata jamaah dibebani hal-hal yang seram. Acapkali malah berbau teroris. Pasukan bersenjata. Bom meledak dan seterusnya. Prast lalu dengan cerdas mendegradasi kata itu dengan fenomena kopi yang lagi asik di nusantara ini. Lalu, jadilah kaos keren nan bersahabat khas pecinta kopi. Jamaah Kopidiniyah, asik bukan?
Kaos menggelitik ini kemudian diposting dalam Instagram pribadinya Prast-tja2. Respon like pun berdatangan, hanya dalam beberapa menit sudah mencapai ratusan like. Itu artinya, banyak pengguna medsos instagram khususnya yang setuju dengan istilah menngelitik ini.
Di luar postingan Jamaah Kopidiniyah milik Prast_tja, jamaah kopi serupa juga ada di tengah kota Surabaya. Namanya Jamaah Al Furoreriyah. Mereka belum sempat membuat kaos memang, namun pertemuan nyaris rutin terjadi setiap hari Minggu malam selepas Isya'.
Dinamakan Jamah Al Furoreriyah karena tempat berkumpulnya di coffee shop bernama Furore. Letaknya di Jalan Timor Surabaya. Mepet dengan lapangan dan Rumah Sakit Ibu Anak yang legendaris di kawasan itu. Pemiliknya anak-anak muda keren, ada Marudeti Rahmatia, Agita, dan Abeng.
Jamaah Al Furoreriyah persertanya adalah para coffee lovers, barista, pemilik kedai, penggiat kopi, komunitas kopi, edukator kopi, sesekali bahkan ada petani dan prosesor kopi. Tak hanya berasal dari Surabaya, tetapi juga melebar hingga kota-kota tak terduga.
Kenapa Minggu malam? Karena hari itu sebagian kedai dan barista of dari aktivitasnya. Lantas berkumpul sebagai bagian dari merajut silaturahmi, bertukar pengalaman, bertukar skill, pengayaan ilmu perkopian, hingga kemungkinan kerjasama dan berekonomi bersama.
Keren bukan? Itulah dunia kopi, selalu asyik di tengah fenomenanya yang cetar membahana. (*)
Advertisement