Ada Kerajaan Baru di Dekat Tempat Kelahiran Jokowi
Sebuah kerajaan muncul di Sukoharjo sejak 2010 lalu. Namanya Kasultanan Karaton Pajang. Nama tersebut diambil dari Kerajaan Pajang yang didirikan Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang diketahui telah runtuh lebih dari 400 tahun yang lalu.
Lokasi bersebelahan dengan petilasan Kasultanan Karaton Pajang di Desa Makamhaji, Kartasura Sukoharjo, Kota Surakarta (Solo). Petilasan sudah lebih dahulu berdiri, yakni pada 1993.
Pendirinya ialah Suradi Suranegoro. Dia memiliki gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV. Dia juga mengaku mendapatkan mandat mendirikan Kerajaan Pajang dari Kanjeng Sultan Suryo Alam yang merupakan sultan di Kasultanan Dhimak, Kabupaten Demak.
Wilayah Kasultanan Karaton Pajang dekat dengan tanah kelahiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Surakarta (Solo).
"Pertama 2009 saya dilantik menjadi Adipati dulu, lalu 2010 saya daftarkan keraton ini sebagai Yayasan Kasultanan Karaton Pajang. Setelah berhasil mengelola keraton dengan pesat, 2015 saya naik menjadi sultan. 2019 kemarin diberi gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV," cerita Suradi Suranegoro.
Tujuannya, kata dia, hanya sekedar untuk melestarikan kebudayaan. "Tujuan saya hanya ingin nguri-uri (melestarikan) kebudayaan yang ada sejak zaman Pajang dahulu. Yang penting kan kami tidak mengganggu orang lain," ucap Suradi Suranegoro.
Ia pun mengklaim membiayai sendiri operasional keraton. Dia dikenal sebagai kontraktor yang menggarap bangunan di berbagai daerah.
"Kami tidak pernah menarik iuran, justru saya yang mengeluarkan uang untuk menyelenggarakan event. Kalau pun ada, itu sumbangan seikhlasnya, saya tidak pernah minta," jelas Suradi Suranegoro.
Kitab Suci Alquran
Kasultanan Keraton Pajang memiliki kitab suci Alquran berukuran tinggi 190 cm, lebar halaman lebar 120 cm, dan ketebalan sekitar 10 cm.
"Alquran itu berasal dari nenek moyang saya bernama Ki Ageng Turus, yang sempat disimpan di daerah Ceper, Klaten tempat kelahiran Ki Ageng Turus," kata Suradi Suranegoro.
Diperkirakan, Alquran ini dibuat pada 1914, dan hingga saat ini kondisinya masih sangat baik. Alquran 30 juz itu disimpan di gedung Kedaton, tempat pertemuan raja sultan se-nusantara, Kasunanan Keraton Pajang.
Penolakan Kasultanan Keraton Pajang
Munculnya Kasultanan Keraton Pajang pernah mendapat penolakan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Hal itu dikarenakan, Keraton Pajang yang didirikan Jaka Tingkir sudah runtuh sejak 400 tahun lalu. Saat ini, lokasi keraton yang tak jauh dari Keraton Kasunanan Surakarta tersebut tinggal petilasan.
Penolakan Kerajaan Pajang itu salah satunya datang dari putri Pakubuwono XII, GKR Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng.
"Historinya dari mana? Kalau merasa keturunan Sultan Pajang, terus menghidupkan lagi ya tidak bisa. Wong Pajang itu sudah pindah ke Kotagede. Dari Kotagede kemudian turun ke Keraton Kartasura, kemudian ke Keraton Surakarta," kata Gusti Moeng.
Menurut dia, setelah masa kemerdekaan dan berdirinya NKRI sejak 1945, seluruh kerajaan sudah mendukung pendirian Republik Indonesia.
"Saat ini sudah tidak bisa mendirikan kerajaan lagi. Keraton itu adanya hanya 250 saat BPUPKI, yang ikut mendirikan republik. Sekarang yang masih lengkap 48 kerajaan, tergabung dalam Forum Komunikasi dan Informasi Kerajaan Nusantara (FKIKN)," terang Gusti Moeng.