Ada Kelompok Ingin Jegal Paslon Nomor 2, Prabowo: Sabar Saja
Menjelang Pilpres yang tinggal beberapa hari lagi, ada elemen masyarakat sedang menggalang kekuatan untuk menjegal pasangan Prabowo Subianto-Gibran.
Mereka tidak ingin melihat Prabowo-Gibran menang di Pilpres yang akan digelar serentak, Rabu 14 Februari 2024.
"Barisan sakit hati itu panik melihat gelombang dukungan kepada Prabowo-Gibran yang begitu dahsyat," ungkap Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon 2, Nusron Wahid, dalam keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng.id, Kamis 8 Februari 2024.
Nusron mengibaratkan, paslon nomor 2 seperti bola pingpong dibanting malah melambung tinggi. Ia lantas mengutip elektabilitas Prabowo dari beberapa lembaga survei yang semuanya menempatkan Prabowo-Gibran di urutan pertama, kisaran 48-50,7%, mengungguli Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
Prabowo sendiri, lanjut Nusron, telah menyerukan kepada seluruh pendukungnya tetap sabar rendah hati.
"Pak Prabowo telah mewanti-wanti pendukungnya supaya tetap sabar dan tenang. Kami dilarang mengingatkan orang salah dengan cara yang salah," ujar Nusron.
Kelompok yang disebutnya sakit hati itu selain ingin menyingkirkan Prabowo-Gibran juga berniat menjatuhkan Presiden Jokowi melalui pemakzulan.
Presiden Jokowi akan dimakzulkan karena dianggap tidak netral dan merusak demokrasi. Mantan Ketua PMII itu menyebut, persoalan sebenarnya Presiden Jokowi sudah tidak satu barisan dengan kelompok tersebut.
"Meskipun tidak saya sebut nama kelompoknya sudah ceto welo-welo (terang benderang) siapa mereka itu," ujar politisi Golkar tersebut.
"Narasi yang mereka bangun cenderung bernada provokatif, mengumbar kebencian dan penuh kebohongan. Barisan sakit hati itu sebelumnya merupakan pendukung Presiden Jokowi. Siapa yang mengkritik akan dilibas. Sekarang terbalik siapapun yang berani menyerang Jokowi dianggap teman," ujar Nusron.
Ia mengartikan dukungannya kelompok tersebut pada Presiden Jokowi tidak tulus, tergantung pada kepentingan. "Berbeda dengan Pak Prabowo. Dia seorang negarawan yang tulus. Pak Prabowo dua kali dikalahkan Pak Jokowi dalam Pilpres. Tapi ketika Pak Jokowi meminta Pak Prabowo bergabung dalam kabinet untuk bersama sama membangun negeri, Pak Prabowo langsung menyatakan siap," puji Nusron.
Kesetiaan Prabowo kepada presiden tidak diragukan dan kinerjanya sebagai Menhan dinilai cukup membanggakan. "Ini salah satu alasan Pak Jokowi mendukung Pak Prabowo, dengan konsekuensi dikeroyok kelompok lain yang tidak didukungnya," sambung Nusron.
Mantan Ketua Umum GP Ansor itu mengulas fakta, tingkat kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kinerja Presiden Jokowi masih di atas angka 70%>
Jokowi Cinta NKRI
Prabowo Subianto pun menyentil balik pihak yang menyebut Presiden Jokowi tak bisa bekerja. Menurutnya, Presiden Jokowi merupakan orang yang berdedikasi tinggi bagi Indonesia.
"Tidak ada capeknya, tidak ada istirahatnya. Kalau ada yang mengatakan beliau tidak bisa bekerja, itu orangnya saya kira ya otaknya perlu diperiksa itu," puji Prabowo saat menghadiri Konser Indonesia Maju di Sumatera Utara, Rabu 7 Februari 2024.
Namun, Prabowo tak menjelaskan siapa sosok yang ia maksud. Menteri Pertahanan itu mengaku bisa melihat dari dekat bahwa Presiden Jokowi merupakan sosok yang sangat mencintai rakyat.
Ia pun mengatakan tak akan ragu melanjutkan program Presiden Jokowi jika terpilih di Pilpres 2024 bersama Gibran Rakabuming Raka.
Ahok Dukung Ganjar
Sebelumnya, kritik atas kinerja Presiden Jokowi dilontarkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Hal itu terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Video itu menampilkan Ahok yang tengah berdiskusi dengan seorang perempuan berusia 82 tahun yang mengaku akan memilih Prabowo-Gibran.
"Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama walikota?," ceplos Ahok.
Ahok mengaku khawatir jika Prabowo-Gibran terpilih. Menurutnya, karakter seseorang terlihat saat berada di dalam kekuasaan.
Lalu, Ahok menyinggung Presiden Jokowi. Menurutnya, kinerja Jokowi selama ini bisa diperdebatkan.
"Terus ibu kira, Pak Jokowi juga bisa kerja? Kita bisa berdebat itu, Saya lebih tahu, makanya saya enggak enak ngomong depan umum," ujarnya.
Advertisement