Ada Jargas PGN Bikin Saroni Tak Sport Jantung Lagi
Saroni kini tak perlu khawatir lagi telat menyiap makanan untuk lansia. Sejak tahun 2012 lalu, Saroni yang tinggal di Jalan Keputran Panjunan, Surabaya ini memang sudah aktif menjadi penyedia makanan untuk lansia.
Makanan untuk lansia ini memang salah satu program unggulan Pemerintah Kota Surabaya. Makanan lansia dibagikan secara gratis untuk para lansia di Surabaya yang dianggap kurang mampu.
Setiap harinya, dia bersama istri harus mulai memasak sebelum adzan subuh berkumandang. Kadang dia harus sport jantung karena sumber energi yang dia pakai habis saat memasak. Mau tak mau, dia harus menunggu tetangga sebelah sampai buka tokonya.
"Tetangga yang jual energi lain, memang sudah mempersilakan kalau kehabisan, boleh ketok pintu saja. Meski belum buka," kata Saroni beberapa waktu lalu.
Namun, meski diizinkan untuk mengetuk kapan pun jika membutuhkan sumber energi lain untuk memasak, Saroni kadang sungkan. Jika harus membangunkan tetangga di pagi buta.
Namun, dia kini merasa lega. Sport jantung karena kehabisan energi lain saat memasak untuk lansia, sudah tak ada lagi. Penyebabnya, dia sudah memakai Jargas yang disediakan PT. PGN.
"Dengan memakai Jargas PGN, jadi tak khawatir lagi kehabisan energi saat tengah memasak," Saroni.
Setiap hari Saroni bersama istri memang harus menyediakan 100 paket makanan untuk lansia. Sebelum jam 09:00 WIB pagi 100 paket kotak makanan lansia ini harus sudah sampai ke para lansia. Tak boleh telat. Karena sampai telat, akan menjadi evaluasi Saroni sebagai penyedia makanan untuk lansia.
Pemerintah Kota Surabaya memang menerapkan standar yang ketat soal makanan untuk lansia ini. Selain jangan sampai telat, ada standar kebersihan ruang produksi makanan alias dapur untuk makanan lansia ini. Pemerintah Kota Surabaya menerapkan standar yang ketat soal higienitas makanan untuk lansia ini. Secara berkala mereka melakukan sidak ke para penyedia makanan untuk lansia. Rumah Saroni di Jalan Keputran Panjunan Surabaya tak luput yang disidak.
Hasil sidak tersebut, salah satunya adalah merekomendasikan agar dapur milik Saroni harus dikeramik, agar lebih higienis. Perwakilan dan Pemerintah Kota Surabaya hanya memberikan waktu beberapa hari untuk renovasi. Mereka berjanji akan kembali mengecek apakah rekomendasi soal higienitas itu sudah dijalankan atau tidak.
Tentu bukan hal yang mudah untuk merenovasi dapur dalam waktu singkat untuk keluarga dengan penghasilan yang pas-pasan. Apalagi petugas sidak tak memberikan jalan keluar untuk melakukan renovasi dapur dalam waktu singkat. Misalnya dengan memberikan pinjaman lunak.
Untungnya, lagi sejak tiga tahun yang lalu Saroni sudah menggunakan Jargas PGN. Jadi, Saroni bisa menabung karena ada selisih pengeluaran biaya energi. Pakai Jargas PGN lebih hemat.
“Saya tak membayangkan kalau tak punya tabungan. Renovasi dapur pakai biaya apa?” ujarnya.
Saroni pun membandingkan antara dulu saat masih memakai sumber energi lain untuk memasak dengan sekarang yang sudah memakai Jargas PGN. Kata dia, dulu sehari bisa menghabiskan uang sekitar Rp36 ribu. Jika dikalikan sebulan maka mereka harus mengeluarkan Rp 1.080.000. Maklum, menyediakan makanan lansia tak ada liburnya sama sekali.
Sedangkan jika pakai Jargas PGN, Saroni hanya mengeluarkan uang sekitar Rp200 ribu per bulan. Jadi ada selisih sekitar Rp800 per bulan. Selisih harga inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai tabungan.
Setelah benar-benar merasakan manfaat Jargas PGN, Saroni ada beberapa keinginan. Misalnya, dia ingin menambah julah kompor. Selama ini dia masih menggunakan satu kompor yang teraliri Jargas PGN. “Ternyata bisa minta tambahan saluran, kalau minta. Saya baru tahu,” ujar Saroni.
Keinginan berikutnya, dia ingin tabungan yang terkumpul itu nantinya bisa menjadi tambahan modal usahanya. Dia ingin usaha yang dilakoninya bersama istrinya bisa berkembang. Selama ini, sebenarnya selama ini ada banyak order yang masuk selain membuatkan makanan untuk lansia. Tapi karena modal dan tenaga yang terbatas, pesanan yang masuk itu terpaksa ditolak.
“Semoga dengan pakai Jargas ini usaha saya bisa semakin berkembang karena bisa lebih hemat,” kata dia.
Advertisement