Ada Isyarat PKS dan Demokrat akan Merapat ke Nasdem
Partai NasDem memastikan akan mulai menjalin komunikasi politik untuk penjajakan membentuk koalisi menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024.
Teka-teki soal siapa yang menjadi calon mitra koalisi partai besutan Surya Paloh itu terjawab setelah PKS memastikannya.
Juru Bicara PKS, Pipin Sopian, memastikan mereka akan bertemu pimpinan Partai NasDem, pada Rabu 22 Juni 2022.
"Betul, silahturahim saja," ujar Juru Bicara PKS, Pipin Sopian saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, pada Minggu 19 Juni 2022 malam.
Pipin hanya tertawa saat ditanya kemungkinan PKS akan langsung tancap gas mengumumkan koalisi dengan NasDem, sehari setelah menggelar Rapat Pimpinan Nasional pada 20-21 Juni 2022. Forum tinggi partai yang akan diikuti jajaran DPP PKS dan Ketua DPW PKS se-Indonesia itu akan membahas calon presiden atau capres dan calon mitra koalisi di Pilpres 2024.
Pipin tak menampik bahwa pertemuan dengan NasDem di samping silaturahmi juga bertujuan melakukan penjajakan koalisi dengan partai besutan Surya Paloh tersebut. Kendati, dia belum bisa memberi kejelasan apakah PKS pasti akan berkoalisi dengan Partai NasDem.
Adapun Partai NasDem baru saja menyelesaikan rapat kerja nasional atau Rakernas yang menghasilkan tiga nama bakal calon presiden yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Setelah tiga nama capres tersebut diumumkan, NasDem akan membangun koalisi dengan partai-partai yang tertarik dengan tiga figur tersebut.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya sebelumnya menyampaikan akan ada partai yang datang ke Partai NasDem ntuk memulai pembicaraan membangun koalisi.
Willy tidak menyebut nama partai tersebut, dia hanya memberi bocoran bahwa partai tersebut belum pernah berkunjung ke kantor Partai NasDem sebelumnya.
"Tunggu, tidak lama lagi semua akan tahu," kata Willy.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai NasDem, Prananda Surya Paloh sebelumnya menyebut partainya tidak menutup kemungkinan berkoalisi dengan partai mana pun, termasuk dengan partai non-nasionalis.
"Jadi itu bisa siapa pun. Tidak menutup kemungkinan juga kami berkoalisi dengan partai non-nasionalis, asal memang tetap menganut Pancasila. Jadi ini namanya politik masih sangat terbuka, siapa pun dan di manapun bisa. Bisa mungkin besok, bisa di akhir tahun, bisa tahun depan," ujarnya.
Sejumlah pengamat menilai PKS dan Partai Demokrat bisa menjadi calon mitra Partai NasDem dalam Pilpres 2024. Kedua partai ini belum memiliki koalisi sementara Golkar, PPP dan PAN sudah tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu sementara Gerindra dan PKB telah mengumumkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Partai Demokrat pun dikabarkan tengah menjajaki akan mengikuti kawan setianya PKS merapat ke Nasdem.
Bila perkiraan ini benar maka koalisi Nasdem telah memili tiket untuk mengusung Capres-Cawapres 2024, karena sudah melewati ambang batas, yakni 24 persen lebih. Sedang ambang batas minal sebagai syarat untuk mengajukan pasangan Capres-Cawapres sebesar 20 persen suara sah Pemilu 2019.
Perolehan suara Nasdem pada Pemilu 2019 sebesar 9,05 persen, PKS 8,21 persen dan Demokrat 7,77 persen.
Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi sebelumnya mengaku pihaknya tidak mempersoalkan keputusan PKB yang menyeberang ke Gerindra meskipun sebelumnya PKB dikabarkan tengah menjajaki koalisi dengan PKS dan Demokrat.
Advertisement