Ada Dugaan Match Fixing di Grup B Liga 3 Jatim, ini Komentar Tim
Match fixing atau pengaturan skor diduga terjadi pada kompetisi Liga 3 Jawa Timur (Jatim) Grup B dengan venue di Stadion Gajayana, Kota Malang. Dugaan pengaturan skor tersebut mencuat pasca klub Gresik Putra (Gestra) Paranane FA melaporkan kasus tersebut ke Komisi Disiplin (Komdis) Asprov PSSI Jatim.
Ada dua tim yang dilaporkan oleh Gestra Paranane FA yakni Persema Malang dan NZR Sumbersari. Diketahui dalam laga melawan Persema Malang tim Gestra Paranane mengalami kekalahan dengan skor telak 5-1.
“Kasus pengaturan skor melawan NZR Sumbersari juga sudah kami laporkan. Bukti-bukti sudah kami serahkan, dan sekarang sedang dalam penyelidikan komdis Asprov PSSI,” ujar Manager Gestra Paranane FA, Bagyo Sulaksono pada Kamis 18 November 2021.
Sementara untuk pertandingan melawan NZR Sumbersari, tim Gestra Paranane menelan kekalahan dengan skor 1-0. Bagyo menduga ada pengaturan skor yang menyebabkan timnya kalah di dua pertandingan tersebut.
Gestra Paranane sendiri kata Bagyo sudah melakukan pemecatan kepada dua pemainnya karena terindikasi menerima suap agar bersedia mengalah dari tim lawan.
“Dua pemain kami disuruh mengalah dengan iming-iming imbalan puluhan juta rupiah. Tujuannya, untuk memenangkan Persema Malang,” katanya.
Sementara itu, NZR Sumbersari yang dalam kasus tersebut diduga terlibat dalam pengaturan skor, membantah bahwa telah melakukan hal yang dituduhkan.
"Kami tidak pernah terlibat dalam pengaturan skor, yang jelas isu ini merugikan tim. Kami sayangkan sampai membawa nama NZR Sumbersari," ujar, Media Officer NZR Sumbersari, Dani Kristian.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Manajemen Persema Malang. Tim berjuluk Bledek Biru tersebut membantah ada oknum pemain atau official tim yang terlibat pengaturan skor Liga 3 Jatim.
"Pemain, ofisial, kitman tidak ada yang terlibat dari manajemen kami. Kenapa ada nama Persema padahal itu belum terbukti. Kami merasa nama baik tim tercemar, apalagi informasinya belum valid (aktor pengaturan skor)," Manajer Tim Persema Malang, Christian Ariando.