Ada Cyclist 'Gila' di Tour de Kalilemon Nabire Papua
Ada berbagai cara dilakukan untuk menghormati dan menghargai pahlawan bangsa. Salah satunya dengan gowes 100 km. Dengan gowes, dianggap bisa merefleksikan perjuangan para pahlawan.
Komunitas sepeda di ujung timur Indonesia, provinsi Papua, Nabire Bicycle Community (NBC) bersama PT Satria Helicopter, Dinsos Pemda Nabire, Kodim 1705/PN, dan Polres Nabire mengadakan even gowes bareng Tour de Kalilemon.
Gowes sejauh 100 km ini diadakan tanggal 7 November dalam rangka memperingati hari Pahlawan, 10 November. Awalnya, acara gowes bareng ini akan berakhir di pulau Kalilemon. Sekitar 2,3 jam naik boat dari Nabire. Tapi karena pandemi yang tak kunjung usai, menyeberang ke pulau Kalilemon dibatalkan.
"Padahal pulau itu sangat indah ada tebing dan cottage. Juga banyak pohon buah lemon," kata Ketua NBC, Iptu Edi Pamuji.
Gowes bareng yang diikuti 180 cyclist ini disponsori oleh ekspedisi Sinar Purnomo, Apotek Gloria Farma, dan Bengkel Rizaldi berangkat dari Markas Kodim 1705/PN dan memutar dalam kota sejauh 23 km.
Lantas perjalanan dilanjutkan ke luar kota ke kawasan Nabire Barat. "Keluar kota ini sejauh 77 km," ujar Tjahja Soebakti, salah satu pentolan Nabire Bike Community. Gowes bareng ini berakhir di Pantai Wagi, distrik Yaur, Nabire barat.
Secara rute, tidak terlalu berat karena mayoritas rolling. Tetapi ada satu titik yakni tanjakan Adumama dengan rata-rata gradien 14 persen sejauh 200 meter.
Meskipun event yang disponsori oleh Sumber Rahmat dan UD Permata Sabilah ini adalah gowes bareng, tetapi diselipi dengan sedikit balapan agar seru.
"Bukan balapan yang memperebutkan juara satu sampai tiga. Tapi kita buat 80 cyclist yang paling cepat mencapai finis mendapatkan medali," kata Edi yang juga berterima kasih kepada PT IPP dan PT SSRP yang mensukseskan acara ini.
Akhirnya, finisher pertama diraih Tjahja. "Buat seru-seruan aja!" ujar cyclist asal Surabaya yang telah lama menetap di Nabire ini. Disusul Faisal Syahroni dan finisher ketiga diraih Yansen Wan.
Tapi, Yaser Arafat mempunyai keseruan versinya sendiri. Yaser sudah mengecek semua kondisi sepedanya. Tepat hari H even Tour de Kalilemon, sepeda Yasir mengalami putus rantai di kilometer 68.
"Karena rantai tidak bisa disambung lagi, akhirnya saya loading. Eh, ternyata di truk sudah ada tiga cyclist lain yang loading duluan," cerita Yaser.
Antara sedih dan gembira. Sedih, karena tidak bisa meneruskan gowes hingga finis dan gembira karena ada sepeda “nganggur” milik cyclist lain yang sudah tidak kuat gowes lagi.
Yaser memberanikan diri untuk meminjam sepeda temannya itu agar dirinya bisa disebut sah finisher Tour de Kalilemon.
"Sayang sepeda Merida yang mau dipinjamkan itu menggunakan flat pedal bukan cleat pedal. Akhirnya saya lepas sepatu cleat saya dan gowes tanpa sepatu hingga finis," katanya bangga lantas tertawa.
Lucunya, sepanjang sisa perjalanan itu, marshal berteriak menyemangati saya. "Pegowes gila, gowes tanpa sepatu!" teriak sang marshal. Tapi karena sudah niat bulat dari Yaser, akhirnya bisa finis di Pantai Wagi.
Tak lupa, Tjahja mengucapkan terima kasih kepada para sponsor Tour de Kalilemon ini, seperti Kopi Corner 27, UD Makmur motor, UD. Sinar Ompo, D’Paris, Victory sport Nabire, Aquavit, Anugerah Jaya las, KKSS Papua Barat, PT Pulmon Papua Barat, dan Wang Elektrik.
Advertisement