Ada Bonsai Serut Seharga Rp500 Juta di Probolinggo
Meski berwujud tanaman kerdil yang ditanam di dalam pot dangkal, harga bonsai bisa selangit. Hal itu terlihat dalam lomba dan pameran bonsai di lapangan Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 10 Probolinggo yang berlangsung, 19-27 Maret 2022.
Even bertaraf nasional itu diikuti ratusan penggemar bonsari dari Probolinggo dan sejumlah daerah di Jawa Timur. Selain itu juga diikuti penggemar bonsai dari Makassar, Sulsel, Tangerang, Banten, hingga Bali.
“Ada sebanyak 540 bonsai yang dilombakan dan dipamerkan dalam lima kelas yakni, prospek, pratama, madya, dan utama,” ujar Ketua Panitia Pameran Bonsai, Teguh Prihandoko, Jumat , 25 Maret 2022.
Selain itu masih ada kelas khusus serut, yang diikuti penggemar bonsai lokal Probolinggo. Seperti diketahui, tanaman serut banyak dijumpai tumbuh subur di Jawa Timur terutama di Probolinggo.
Ratusan bonsai yang dipamerkan terdiri dari beragam tanaman. Mulai, beringin, pinus, cedar, santeki, kimeng, hingga serut. Rata-rata tanamann yang ikut kontes kali ini sudah berkali-kali diikutkan lomba dari lokal, regional, hingga nasional.
“Bahkan ada sejumlah bonsai yang pernah menjuara kontes sehingga harganya mencapai ratusan juta rupiah,” ujar Teguh.
Bahkan ada bonsai serut yang harganya Rp500 juta. Memang ada beberapa bonsai berukuran mini yang harganya relatif lebih murah, Rp1-5 juta.
Sementara Bawon Sugiharto, peserta pameran bonsai dari Probolinggo mengaku, bersyukur sebab bonsai nya bisa juara dua kelas utama. Tanaman jenis beringin kimeng itu ia rawat sejak 2014 silam.
Disinggung berapa harga bonsai kimeng miliknya, Bawon mengatakan, sebelum ikut kontes di lapangan Yon Zipur 10 Probolinggo sempat ditawar penggemar bonsai dari Situbondo sebesar Rp150 juta.
“Kalau sekarang, mungkin lebih mahal lagi harganya sebab sudah juara dua kelas utama,” katanya. Apalagi sebelumnya, bonsai tersebut empat kali meraih predikat juara.
Romli, juga peserta dari Probolinggo mengaku, termasuk pendatang baru dalam dunia perbonsaian. “Sejumlah tanaman bonsai saya belum pernah juara, hanya masuk 10 besar tetapi saya senang mengikuti kontes bonsai di mana-mana,” ujarnya.
Ia mengaku, biasa mencari tanaman bakal bonsai di kebun, pegunungan, hingga di hutan di Probolinggo. “Saya rawat mulai nol, lumayan terkadang bonsai yang saya rawat bisa laku Rp10 juta,” katanya.
Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin mengapreasi kontes dan lomba bonsai yang digelar Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI). “Syukurlah, kegiatan ini bisa membangkitan roda perekonomian di masa pandemi Covid-19 di Kota Probolinggo,” ujarnya.