Ada Apa di Balik Isu Transaksi Janggal?
Menjelang awal Ramadan terjadi perkembangan kontradiktif yang mendorong saya untuk menuangkan ke dalam tulisan singkat. Pada satu sisi, media sosial dan elektronik memuat secara luas berita tentang temuan transaksi janggal Rp300 Triliuan di Kemenkeu yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Pada sisi lain ibu-ibu dan emak-emak mengeluhkan kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang awal Ramadan sekarang ini. Dua hal kontradiktif tersebut berlangsung pada saat kondisi psikologis masyarakat masih rentan sebagai dampak dari wabah pandemi yang lalu dan kemudian ditambah dengan dampak negatif dari perang Rusia - Ukraina.
Kontradiksi tersebut menimbulkan spekulasi awam, apakah transaksi janggal tersebut terkait dengan kenaikan harga?. Bahkan tidak sedikit warga masyarakat yang mulai menduga terjadinya penyelewengan di Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh menteri yang mempunyai kredibilitas nasional dan internasional. Kecurigaan tersebut cukup beralasan dengan terendusnya sejumlah pejabat di lingkungan Kemenkeu yang mempunyai “rekening gendut".
Dalam situasi yang penuh tanda tanya tersebut, Menko Polhukam Mahfud MD pada saat tulisan ini sedang ditulis (pukul 20 tgl 18 Maret 2023) menyatakan bahwa “dirinya siap dengan data otentik yang akan ditunjukkan kepada DPR” bahkan beliau siap pada hari Senin y.a.d. Setelah ada pernyataan tersebut pikiran dan hati saya terasa lega, sebab teka-teki soal “transaksi janggal“ akan menjadi jelas yang dapat mendinginkan suasana.
Sikap Menkopolhukam tersebut perlu mendapat apresiasi yang tinggi. Selain akan membuka kemungkinan telah terjadinya penyalahgunaan keuangan negara, juga mendorong para pejabat berani membuka segala bentuk penyelewengan di semua kementerian. Tidak berlebihan jika dikemukakan di sini bahwa Menkopolhukam Mahfud MD membuka “cakrawala keterbukaan” yang menjadi salah satu “syarat penting” dari tradisi masyarakat demokratis.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027. Tinggal di Jakarta.