Ada 8 Daerah di Selatan Jawa Timur Terancam Tsunami 29 Meter
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memprediksi terdapat delapan daerah di wilayah pesisir pantai selatan yang terancam hantaman tsunami setinggi 29 meter sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Ancaman Tsunami ini akan terjadi akibat gempa lebih dari 8 skala richter.
"Masyarakat itu mulai 2019 sudah dilakukan simulasi desa tangguh di pesisir selatan, ada delapan daerah mulai Kabupaten Banyuwangi, Trenggalek, Blitar, Tulungagung, Malang, Lumajang, Jember, sampai Pacitan," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi, Kamis 3 Juni 2021.
Karena itu, kata Yanuar, sejak lama masyarakat yang berada di pesisir pantai selatan sudah diberikan sosialisasi, tak hanya dari BPBD namun dari unsur lainnya. Sebab, seperti yang diketahui terdapat patahan aktif yang melintas di beberapa daerah di selatan, yang dapat menimbulkan gempa dahsyat.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Umum Pemerintah Provinsi Jatim itu mengatakan, sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat berupa pemahaman terkait bencana, bagaimana cara evakuasi, sampai tindakan yang dilakukan pasca bencana.
"Untuk praktiknya ya simulasi. Apa yang disimulasikan? Ada mitigasi struktural. Kalau untuk tsunami ada dua, bisa bersifat alam maupun buatan. Bentuknya TES (tempat evakuasi sementara). Kalau alam bentuknya bukit, jadi kalau pantai ada bukit. Hubungannya gini, kenapa kok BMKG membuat permodelan 29 meter? Berarti mitigasi strukturalnya mencari bukit yang lebih dari 29 meter untuk kesiapan saja, kalau 29 meter ya kita cari yang lebih tinggi," urai Yanuar.
Lebih lanjut, itu pun kalau ada bukit. Sebab, beberapa wilayah pantai di pesisir selatan Jatim tidak ada bukit, sehingga mengancam nyawa lebih besar. Idealnya, kata Yanuar, kalau tidak ada perbukitan diharapkan ada gedung tinggi yang tahan bencana dan dapat digunakan sebagai lokasi evakuasi.
"Berapa lamanya? biasanya 20 menit datang dan 20 meter yang harus mereka capai untuk ketinggian. Tapi kita gak tau ketinggiannya karena tidak ada yang tau bencanya seperti apa. Sehingga, perlu permodelan agar ada gambaran," paparnya.
"Gempa 8 koma itu menjadi model kira-kira kalau seperti itu gimana, kemudian disimulasikan. Ini yang harus disiapkan," pungkasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, BMKG menyebut wilayah Jawa Timur dalam ancaman bencana tsunami yang sangat dahsyat karena terus meningkatnya aktivitas kegempaan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Bahkan berdasar analisis, kekuatan gempa yang akan terjadi bisa mencapai 8,7 skala richter. Hal ini disebabkan karena berada di area megatrusht, yaitu pertemuan patahan antara Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia.
"Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh pesisir itu potensinya tinggi maksimum 26 sampai 29 meter di Kabupaten Trenggalek dan waktu tiba tercepat, datangnya tsunami paling cepat 20 menit di Kabupaten Blitar. Ini ada tabelnya di seluruh pantai Jatim ada data hasil analisis," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Webinar Kajian dan Mitigasi Gempa dan Tsunami di Jawa Timur, Jumat 28 Mei 2021.
Selain itu, Dwikorita mengatakan potensi tsunami ini juga bisa dilihat dari sejarah terjadinya tsunami hingga gempa besar di wilayah tersebut. Setidaknya ada enam kali tsunami yang terjadi di Jatim, serta terdapat patahan aktif yang berada di beberapa daerah di Jatim.
"Ada sejarah sembilan kejadian gempa bumi yang merusak di Jawa Timur. Artinya kalau sejarahnya pernah terjadi, ini kemungkinan bisa terjadi dalam kemungkinan ke depan. Ini kita masih bersiap karena di Jatim ada zona patahan aktif, di Pasuruan, Probolinggo, Rembang, sampai ke Madura ini juga menjadi perhatian," papar Dwikorita..
Ia mengaku, saat ini BMKG terus melakukan pemetaan di wilayah kabupaten yang tingkat risikonya tinggi dengan potensi banjir yang bisa mencapai 22 meter. Sehingga, para kepala daerah diimbau juga agar mempersiapkan langkah-langkah cepat.
Advertisement