Ada 3.643 Mahasiswa Asal Jatim Ikuti Kampus Mengajar Angkatan 6
Sebanyak 3.643 mahasiswa asal Jawa Timur ikut serta dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kampus Mengajar angkatan ke-6. Mereka akan disebar di 734 sekolah tingkat SD/SMP yang tersebar di 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur.
Ribuan mahasiswa tersebut pagi ini mengikuti acara pelepasan sekaligus pengarahan di Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, Kamis, 10 Agustus 2023. Dalam acara tersebut hadir pula secara daring, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim dan Erina Gudono.
Salah satu peserta asal STKIP PGRI Trenggalek, Della Novita Savitri mengatakan, kesempatan mengikuti program Kampus Merdeka angkatan 6 ini sudah ia tunggu-tunggu sejak semester 3.
"Saya ingin menambah wawasan dalam pengajar, karena jurusan saya juga PGSD. Saya ingin apa yang saya pelajari hingga semester 5 ini bisa diaplikasikan langsung," kata mahasiswa berusia 20 tahun ini.
Della mengaku, akan memfokuskan materi literasi dan numerasi, lantaran murid-murid
SDN 3 Depok, Trenggalek tempatnya mengajar masih memiliki literasi yang terbilang tertinggal. "Fokusnya akan ke literasinya karena disana kecakapan literasi anak-anaknya masih tertinggal dibanding lainnya," ucapnya.
Berbeda dari Kampus Mengajar angkatan sebelumnya, angkatan ke-6 ini bisa memilih di sekolah mana tempat mereka mengajar. Begitu pula dengan Della yang akhirnya memilih sekolah didekat tempat tinggalnya yakni, Trenggalek. "Jadi saya memilih sekolah yang dekat tempat tinggal saya, karena saya ingin sambil mengajar juga bisa kuliah," tambah Della.
Ditemui ditempat yang sama, Kepala BBPMP Provinsi Jawa Timur, Sujarno mengungkapkan, peserta kampus mengajar angkatan 6 di Jawa Timur adalah yang terbanyak dibandingkan provinsi lainnya.
"Ini adalah program Dikti. Tetapi program ini sejalan dengan program PDM 10 kami, yakni, pemulihan pembelajaran salah satunya untuk mendukung hal tersebut lewat kampus mengajar. Kami bekerjasama dengan Dirjen Dikti bagaimana para mahasiswa berkontribusi didalam pembangunan ekosistem literasi pendidikan di Jawa Timur," papar Sujarno.
Dalam pelaksanaan kampus mengajar, pihaknya akan melakukan monitoring untuk memastikan para mahasiswa benar-benar menjalankan Rancangan Tindak Lanjut (RTL) yang telah disusun sebelumnya.
Disamping itu, Sujarno juga berharap para mahasiswa bisa membawa perubahan cara mengajar guru yang ada di daerah, terutama dalam hal teknologi.
"Karena mahaisswa inikan melek tekonologi. Jadi, bagaimana mahasiswa ini memotivasi para guru untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Sebagaimana diamanatkan oleh mas menteri. Artinya mahasiswa yang ikut kampus mengajar ini tidak hanya menjadi guru tapi juga memberi warna baru di sekolah yang mereka datangi," terangnya.
Sujarno menambahkan, harapan lain bagi terlaksananya kampus mengajar di Jawa Timur adalah meningkatkan kemampuan literasi di sekolah-sekolah yang masih berada di level satu dan dua.
"Di Jawa Timur sendiri masih ada 50 persen, sekolah SD yang level literasinya ditingkat satu dan dua. Harapannya dengan adanya program ini angka tersebut terus berkurang," tandas Sujarno.