Ada 25 Ribu Beasiswa Pelatihan Talenta Digital
YOGYA – Sukses dengan angkatan pertama tahun 2018, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kembali membuka program pendidikan tanpa gelar bertajuk 'Digital Talent Scholarship' atau beasiswa pelatihan talenta digital. Pelatihan intensif ini dimaksudkan untuk menyiapkan sumberdaya manusia dalam mendukung transformasi digital di Indonesia menuju Industri 4.0 serta peningkatan ekonomi digital.
Saat menjadi keynote speaker pada acara i-Talk Kafispolgama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan program Digital Talent Scholarship ini. Menurut Rudiantara, kesenjangan talenta digital di Indonesia semakin melebar. Karenanya, harus ada upaya untuk mempersempit kesenjangan ini. Salah satunya dengan program Beasiswa Talenta Digital ini.
Pada tahun 2018, ada sebanyak 1.000 peserta beasiswa talenta digital yang tersertifikasi. “Pada tahun 2019 ini diharapkan bisa diikuti 25 ribu peserta dengan target 20 ribu tersertifikasi. Silakan yang mau ikut. Program ini dimulai April nanti,” tegas Rudiantara di hadapan 200-an peserta i-Talk bertema ‘The Age of Digital Literacy: The Opportunities and Challenges’.
Ada delapan materi pelatihan yang diberikan dalam Digital Talent Scholarship 2019 ini. Yakni Cybersecurity, Digital Policy and Cloud Computing, Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Machine Learning, Programming and Coding, Internet of Things dan Graphic Design and Animation. Program ini didukung oleh Microsoft Indonesia selaku penerbit sertifikat keahlian sesuai dengan masing-masing tema pelatihan.
Beasiswa ini dikelola oleh Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo bekerja sama dengan 28 perguruan tinggi di Indonesia dan 22 politeknik dengan lima PTN selaku tuan rumah dan penyedia tenaga pengajar. Pendaftaran online dimulai tanggal 15 April 2019.
Secara umum peserta dipersyaratkan warga negara Indonesia dengan usia maksimal 29 tahun. Bisa diikuti untuk lulusan D3 dan S1 serta SMK bidang TIK atau ASN/PNS, pelaku industri, TNI-Polri dengan disiplin pendidikan apapun. “Yang penting tertarik dan ada passion di dunia digital,” tambah Rudiantara sembari mengingatkan untuk informasi lengkapnya bisa dilihat di laman https://digitalent.kominfo.id.
Rudiantara mengawali paparannya berjudul Literasi, Talenta dan Kepemimpinan Era Digital dengan slide tentang perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Apple, IBM yang tidak lagi mencari tenaga kerja berijazah perguruan tinggi. Dengan guyon, ia pun menanyakan kepada peserta apakah masih akan terus menyelesaikan kuliahnya. Para peserta menjadi heboh.
Menteri yang sempat viral dengan perbincangan “Yang gaji kamu siapa?” ini lantas menguraikan transformasi digital di Indonesia. Ia pun menguraikan perubahan yang terjadi di era yang disebut revolusi industri 4.0 ini. Rudiantara memaparkan perubahan mendasar dalam gaya hidup masyarakat maupun layanan yang diberikan oleh pemerintah. Termasuk penyediaan infrastruktur untuk industri digital ini.
Rudiantara menyebut program Palapa Ring yakni jaringan kabel optik bawah laut yang menghubungkan kota-kota di Indonesia dengan internet berkecepatan tinggi. Juga diluncurkannya Satelit Nusantara Satu pada 22 Februari. Semuanya ditujukan untuk menyambut era industri 4.0 ini.
Rudiantara juga memaparkan sejumlah program berkaitan dengan tahun politik. Yakni penangananan konten menjelang Pemilu. Upaya kementeriannya melawan hoax, berita palsu, maupun ujaran kebencian di dunia maya. Juga upayanya menangani konten pornografi maupun penipuan berkedok lembaga keuangan maupun fintech yang semakin marak.
Ia katakan ada beberapa langkah yang dilakukan. Mulai dari Literasi Digital (melalui workshop, kampanye penyadaran, talkshow), aturan atau kebijakan soal konten hingga penegakan hukum (menutup web hingga proses hukum).
“Untuk soal penipuan online misalnya. Kami aktif. Tidak menunggu laporan orang yang tertipu dulu. Kami berkoordinasi dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan, Red). Jika kita temukan lembaga keuangan yang mencurigakan dan tidak terdaftar di OJK, langsung kita tutup. Jangan sampai menunggu ada korban,” urai Rudiantara.
Acara i-Talk digelar oleh Keluarga Alumni Fisipol UGM. Kali ini merupakan gelaran kedua. Selain Rudiantara, hadir para pelaku industri digital seperti Founder dan CEO Bubu.com Shinta Dhanuwardoyo, Chief Technology Officer Kerjabilitas Tety Sianipar, Eka Anzihory (Data Analsyt Kitabisa.com), Wisnu Subekti (CEO Zenius Education) dan Angga D Martha (former UN Youth Adviser for SDG’s in Indonesia). (er1)
Advertisement