Ada 102 Pesawat Nganggur di Bandara Soekarno-Hatta
Sebanyak 102 pesawat menganggur dan hanya terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Pesawat-pesawat itu tidak diterbangkan sejak Maret lalu karena pandemi COVID-19.
“Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saja, ada 102 pesawat yang di-grounded atau tidak dioperasikan,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Kamis.
Menurut Awaluddin, tidak dioperasikannya armada pesawat tersebut karena berbagai latar belakang, mulai dari merosotnya permintaan, perlu perawatan atau maintenance pesawat, serta persoalan dengan mitra masing-masing maskapai.
“Maskapai belum menerbangkan dengan segala latar belakang, permintaan belum meningkat, perlu ‘maintenance’, ada persoalan mitranya,” katanya.
Ia menilai apabila pesawat-pesawat tersebut kembali dioperasikan seiring dengan normal baru atau menurunnya kurva COVID-19, bukan hanya pergerakan penumpang yang bergerak naik, melainkan juga kargo mengingat pengangkutan kargo mengikuti pesawat penumpang, yakni diangkut di perut pesawat atau aircraft belly.
“Kalau itu bisa bergerak cepat, kargo tadi juga ikut. sebagian besar kargo menumpang di armada pesawat penumpang. Di Indonesia belum banyak freighter’ kargo di udara,” katanya.
Berbeda halnya dengan transportasi laut, menurut dia, yang lebih banyak bergerak di pengangkutan barang dibanding penumpang.
“Sekarang masih sangat tinggi ketergantungan trafik manusia. Laut itu trafiknya kargo. Angkutan udara orang yang lebih memilih karena nyaman, cepat, mobilisasi begitu besar,” katanya.
Berdasarkan data AP II, pada 7 Mei – 7 Juni 2020 volume angkutan kargo di 19 bandara perseroan diperkirakan sekitar 34 juta kilogram, di mana khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 27 juta kilogram.
AP II saat ini memiliki dua perusahaan afiliasi yang bergerak di bisnis kargo: PT Angkasa Pura Kargo dengan kepemilikan saham 99,99 persen dan PT Gapura Angkasa dengan kepemilikan mayoritas 46,26 persen. (ant)