Abu Nawas Tobat, Bukti Kecerdasan Rakyat
Konon, meski pada kehidupan awalnya Abu Nawas (w.747 M), sang cerdik, cendikia, penyair dan intertain kocak, bergumul dengan dosa-dosa. Tetapi kesadaran muncul di depan matanya ketika matahari hampir senja. Dan ia ingin kembali kepada Tuhan, menyerahkan seluruh dirinya kepada-Nya.
Inilah kata-kata Abu Nawas yang diulang-ulangnya saban hari, saban malam dan yang kemudian disenandungkan masyarakat di mana-mana di dunia sampai hari ini.
Wahai Tuhan, dosa-dosaku begitu besar, begitu banyak
Tetapi aku tahu, Maaf dari Mu jauh lebih besar
Dengan seluruh kerendahan-hati
Aku memohon ampunan-Mu, wahai Tuhan,
Bila Engkau menolaknya, lalu siapa lagikah yang Paling Pengasih
Bila tak ada harapan dari-Mu kecuali bagi mereka yang baik-baik
Lalu kepada siapa lagi-kah para pendosa memohon perlindungan dan ampunan
Aku hanya bisa berharap, keindahan maaf-Mu
Lalu aku berserah diri seluruh kepada-Mu
يَا رَبِّ إِنْ عَظُمَتْ ذُنُوبِي كَثْرَةً فَلَقَدْ عَلِمْتُ بِأَنَّ عَفْوَكَ أَعْظَمُ
أَدْعُوكَ رَبِّي كَمَا أَمَرْتَ تَضَرُّعاً فَإِذَا رَدَدْتَ يَدَيَّ فَمَنْ ذَا يَرْحَمُ
اِنْ كاَنَ لاَ يَرْجُوْكَ إِلَّا مُحْسِنٌ فَبِمَنْ يَلُوْذُ وَيَسْتَجِيْرُ الْمُجْرِمُ
مَالِي إِلَيْكَ وَسِيْلَةً إِلَّا الرَّجَا وَجَمِيْلُ عَفْوِكَ ثُمَّ أِنِّي مُسْلِمٌ
Sejarah dunia menunjukkan bahwa bangsa-bangsa menjadi maju dan sukses, karena kecerdasan dan ketekunan rakyatnya, keputusan yang adil dan konstitusional, bukan dengan pidato-pidato agitatif dan provokatif serta demontrasi di jalanan beribu kali.
Dikisahkan KH Husein Muhammad
(Cirebon, 19-05-13, 19.05.2020)