Abu Al-Harits Al-Muhasibi, Intelektual Zaman Keemasan Islam
Abu Al-Harits Al-Muhasibi (781-857 M). Namanya Abu Abd Allah bin Asad al Muhasibi. Lahir di Basrah tahun 165 H/781 M. Ia hidup pada masa pemerintahan khalifah al Mahdi dari dinasti/imperium Abasiah (745-785 M). Masa ini dikenal sebagai periode perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan kelahiran para ulama, mujtahid dan intelektual besar yang dikenal dalam sejarah peradaban Islam.
Di kota kelahirannya Al Muhasibi ikut menyaksikan aktifitas dialektika dan perdebatan yang sengit antara mereka. Di sana berdiri aliran teologi Mu'tazilah, rasional dan muncul para ahli hadits, ahli fiqih dan ilmu kalam (teolog).
Al Muhasibi adalah sebutan untuk Abu al Harits. Ia bermakna orang yang selalu melakukan perhitungan diri. Ini karena dia selalu melakukan introspeksi atas eksistensi dirinya atau hatinya.
Al Muhasibi menuntut ilmu di Baghdad. Di sana ia selalu hadir dan ikut terlibat aktif dalam perdebatan-perdebatan pemikiran. Dari situ ia memeroleh kekayaan intelektual dalam beragam disiplin ilmu. Ia pelajar yang aktif, serius dan tulus.
Al-Muhasibi adalah intelektual yang sangat kritis. Ia tidak cukup merespon dengan baik sistem pendidikan pada zamannya. Ia juga tidak mudah menerima pemahaman tekstual atau rasional kecuali sesudah diuji kebenarannya. Maka ia tidak suka mengikuti pandangan masyarakat yang tidak kritis.
Para ulama segenerasi menilai al-Muhasibi sebagai intelektual yang cerdas dan sangat saleh. Hari-harinya dimanfaatkan untuk melakukan kebaikan, zikir, menulis dan beribadah kepada Allah Swt. Setiap embusan nafasnya hanya untuk mengabdi kepada kemanusiaan dan kepada Allah tanpa berharap imbalan apapun.
Al-Muhasibi juga dikenal sebagai seorang zahid, bersahaja, asketis. Ada kisah populer bahwa ayahnya meninggalkan untuk al Muhasibi uang sebanyak tujuh puluh ribu dirham, tetapi dia tidak mengambilnya, meskipun membutuhkannya. Konon karena ayahnya seorang pengikut paham "qadariyah", rasionalis.
Kesaksian Ulama
Farid al-Din al-Athar, mengatakan al-Muhasibi adalah guru besar dan rujukan pada wali dan para ulama pada zamannya dalam berbagai disiplin keilmuan. Ia terkenal dengan pikirannya yang brillian tanpa tandingan. Di Baghdad dia menjadi mahaguru khususnya dalam sufisme.
Al-Qusyairi, sufi besar penulis buku "Al Risalah" yang terkenal itu mengatakan al-Muhasibi ulama dan sufi pada zamannya tanpa tandingan.
Imam al-Ghazali menyebut al-Muhasibi sebagai lautan ilmu dan tak ada orang seperti dia sebelumnya dalam hampir semua ilmu pengetahuan dan asketisme.
Al-Munawi memandang al-Muhasibi sebagai ulama besar yang ahli dalam berbagai bidang,dan penulis prolifik dalam ilmu Usul al-Din, Fiqh, Tasawuf, Hadits dan Teologi.
Karya-karya al Muhasibi
Al Muhasibi dikenal juga sebagai penulis produktif dan prolifik (subur) dalam berbagai disiplin ilmu. Karyanya mencapai sekitar 200 buku. Kebanyakan dalam ilmu
Tasawuf.
Karya-karya Al Muhasibi
1. Risalah Al Washaya
2. Fahm al Qur'an
3. Al-Ri’ayah li Huquqillah
4. Risalah al Mustarsyidin
5. Fahm al Qur'an wa Ma'anihi
6. Al Masail fi A'mal al Qulub wa al Jawarih
7. Badu Man Anaba Ilaihi
8. Mu'atabah al Nufus
9. Mahiyah al Aql wa Haqiqah Ma'nah wa Ikhtilaf al Nas Fihi
10. Kitab al Ba'ts wa al Nusyur
11. Kitab al Makasib wa al Wara
12. Kitab al 'Azhamah
13. Kitab al Nashaih
14. Adab al Nufus
15. Ahkam al Taubah
16. Risalah al Tashawwuf
17. Ahkam al Taubah
18. Kitab al Tanbih ala A'mal al Qulub
19. Kiab al Radd 'ala Ba'dh al Ulama min al Aghniya
20. Syarh al Ma'rifah wa Badzl al Nashihah
21. Mukhtashar al Ma'ani
22. Nuhasabah al Nufus
23. Mukhtashar Kitab Fahm al Shalat
Al Muhasibi wafat tahun 857 M.
Sumber: KH Husein Muhammad, dari buku "Kebijaksanaan Ulama, Sufi dan Filsuf.
Advertisement