Abaikan Prokes, Warga Antre Minyak Goreng di Kota Mojokerto
Supermarket di Jalan Bhayangkara Kota Mojokerto diserbu warga, Senin 14 Februari 2022, petang. Mereka berebut membeli minyak goreng yang harganya jauh lebih murah dari pasar.
Pantauan di lokasi, sejumlah warga mengantre dan terlihat berdesakan hingga ke pinggir jalan untuk mendapatkan minyak goreng. Mereka berdesakan tanpa memperhatikan protokol kesehatan (prokes) di tengah gencarnya pemerintah Kota Mojokerto membatasi mobilitas masyarakat agar dapat mengurangi laju penyebaran virus Covid-19.
Sejumlah petugas kepolisian dari Polres Mojokerto Kota juga terlihat di lokasi untuk mengamankan.
Warga hanya dibatasi membeli minyak goreng sebanyak 3 kantong kemasan 2 liter. Sebelum memasuki supermarket, warga juga diwajibkan melakukan scan barcode vaksinasi di pintu masuk.
"Diinformasikan kepada pengunjung Santrio Supermarket pembelian minyak goreng harus disertai dengan item lain senilai Rp 10 ribu rupiah," suara operator dengan pengeras suara.
Di supermarket Jalan Bhayangkara ini harga minyak goreng kemasan dijual seharga Rp 14 ribu per liter. Sedangkan, di pasaran mencapai Rp20 ribu per liter. "Dapat harga Rp 28 ribu (minyak goreng kemasan 2 liter). Kalau di pasar masih sekitar Rp 40 ribu," kata Suwarno 45 tahun, salah satu warga yang rela mengantre untuk mendapatkan minyak goreng.
Demi mendapatkan 6 liter minyak goreng, Suwarno rela mengantre selama 15 menit. Menurut warga asal Desa Jeruk Seger, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto itu selain harga di pasar masih tinggi, minyak goreng juga sulit ditemukan di sejumlah minimarket.
"Di luar kosong, ada di minimarket tapi ya jarang sekali. Harapan saya semoga normal kembali baik harga atau stoknya," ujar Suwarno.
Hal senada juga diungkapkan oleh Umi, warga Lingkungan Gunung Gedangan, Kota Mojokerto. Dia mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
"Tidak ada, di minimarket kosong semua. Ada di pasar tapi harganya masih sekitar Rp 41 ribu," tandasnya.
Advertisement