Abaikan Posternya, Pilih Sendiri Kopi dan Alat Penyeduhnya
Aneka Kue & Jajan, Es Cendol. Begitu judul posternya. Begitu penanda alias plang di warungnya. Tapi jangan percaya-percaya amat dech. Ini warung agak tidak sesuai dengan aslinya.
Lho! Lalu yang sesuai aslinya seperti apa? Yang asli itu, ini warung nan top markotop untuk urusan kopi dan ngopi. Kopi apa saja ada. Tidak ada yang palsu. Semua dari biji kopi yang sudah disangrai secara khusus. Dengan level-level sangrai tertentu agar kopinya bisa nikmat.
Orang yang datang bisa melihat biji kopinya langsung, memilihnya langsung, bahkan bisa menggiling sendiri juga secara langsung andaikan masih kurang percaya bahwa itu kopi beneran atau kopi bujuk-bujukan.
"Ini warung fenomenal, nylempit saja tempatnya, tapi wuhhh jangan tanya kopinya dah, kopinya komplit. Yang saya seneng juga itu harganya, meski kopinya keren-keren begitu saya tidak takut dengan isi dompet. Harganya itu lho bersahabat banget," kata Akbar, mas ganteng yang ternyata seorang ASN di Kantor Bappeprov Jawa Timur.
Akbar memang tak salah dengan pendapatnya. Ini warung kecil saja, tapi kopi dan alat kopinya huhhh seperti kafe besar saja layaknya. Mau bikin espresso ala Italia, dia punya alat namanya Flair. Punya juga minipresso. Lalu, mokapot. Jadi, hanya tinggal pilih alat saja kalau mau ngopi gaya Italiano.
Mau bikin kopi pakai filter alatnya juga komplit. Ada V60, ada Blue Bottle, Kalita, Kono, Flat Bottom, hingga bammbo drip made in Indonesiano. Kopi yang suport dengan alat-alat ini juga bejibun. Mulai Gayo, Toraja, Papua, Arjuna, Bali, Sunda, Preanger, Karo, dan seterusnya. Pokoknya arabika yang berjenis specialty.
Jadi, kue dan jajan, lalu cendol memang ada. Tetapi bukan yang utama. Hanya pelengkap. "Njagani yang ndak minum kopi. Kalau jajan, ya njagani juga yang lagi diet nasi. Hanya makan jajan lalu ngopi," kata Ning Yanti, pemilik warung yang sehari-hari selalu duet bikin kopi bersama Cak Hassan, suaminya.
Jangan tanya pelanggannya. Sak arat-arat alias sak bajek. (Bahasa Jawa Suroboyo untuk bilang buanyak). Warung nylempit di kawasan Bambu Runcing Surabaya atau di Jalan Embong Kaliasin, persis samping Kelurahan Embong Kaliasin ini, menjadi jujugan para kopi lovers.
Karena bukanya pagi, jam 7 sudah buka, acapkali sebelum masuk kantor para ASN berseragam ngopi dulu barang beberapa menit. Begitu mereka bubaran, pelanggan mengalir seperti anak sungai. Di jam siang, persis jam makan siang, jangan harap dapat tempat duduk kalau tidak cepet-cepetan. Atau, biasanya, asik juga ngopi sembari berdiri dan melihat pasutri ini seperti gasing membuat seduhan kopi. (*)