Abaikan Bahaya, Mobil Pickup pun Ngangkut Penumpang di Idul Fitri
Tradisi mudik atau pulang kampung menjelang Idul Fitri, tujuan utamanya adalah untuk mempererat silaturahmi dengan keluarga yang jauh setelah lama berpisah ditinggal merantau untuk bekerja atau menuntut ilmu. Perjalanan panjang ditempuh, bahkan dengan mengabaikan risiko bahaya, menumpang di mobil bak terbuka.
Rujukan silaturahmi terdapat pada hadis qudsi yang menyebutkan:"Barang siapa yang mempetarat silaturahmi akan Allah panjangkan umurnya, dan akan dilapangkan rezekinya."
Ibu Kota Jakarta yang biasanya penuh sesak dengan perantau, pada saat lebaran menjadi lengang ditinggal mudik penghuninya. Beberapa ruas jalan yang dipenuhi bermacam jenis kendaraan, saat lebaran mendadak sepi, ibaratnya bisa dijadikan tempat bermain bola.
Budaya dan gaya hidup di Jakarta terbawa dan melekat pada pemudik, mereka ingin menampilkan diri sebagai orang metropolitan.
Sehingga dalam perjalanan mudik melihat yang aneh-aneh dan terkadang mengundang gelak tawa. Ada mobil bak terbuka disulap untuk mengangkut pemudik.
Ada mobil yang atasnya dipenuhi dengan barang bawaan dan oleh-oleh untuk dibagikakan pada keluarga di kampung. Pokoknya yang mudik senang yang di kampung ikut gembira, bisa bertemu sudara dan mendapat oleh-oleh.
Para pemudik di kampungnya biasanya mendapat perlakuan istimewa. Dipotongkan bebek atau ayam, dimasak sesuai kesukaannya.
Ngomongnya pun berbeda dengan orang di desa, serba tinggi soal sosial ekonomi dan politik, terkadang ngeslong tidak terpikir orang yang diajak ngobrol itu menangkap omongan apa tidak.
Tapi tidak semua pemudik 'jaim'. Yang rendah hati, tetap menggunakan bahasa ibu, tidak elu-gue.
Ngopibareng Minggu 23 April 2023 menerima kiriman video dari sebuah keluarga besar di Sragen Jawa Tengah berjudul 'Orang kota naik mobil bak'. Menggambarkan kegembiraan ketika unjung ke rumah sudara yang berjauhan deng naik mobil bak terbuka.
Mereka datang dari Jakarta, Pemalang, Palu untuk bersilarahmi kepada orang tua dan dan sudaranya Sragen.
Uniknya dalam silaturahmi dari kampung kampung itu menggunakan bak terbuka tanpa tempat duduk seperti berangkat kampanye. Mereka terlihat bergelayutan dengan gembira.
Anggi yang mengirim video itu menjelaskan, menggunakan bak terbuka ramai- ramai menjadi pilihan untuk meminimalisir kecemburuan sosial. "Kami keluarga besar kalau bawa mobil sendiri jadi kayak konvoi," kata Anggi.
Dengan mobil bak terbuka, semuanya jadi senang, yang melihat ikut senang sambil melambaikan tangan.
Naik mobik bak terbuka ini dimulai saat berangkat salad Id di masjid, kemudian ke makam, dilanjutkan silaturahmi. Ini pengalaman pertama naik mobil bak terbuka, ujarnya sambil tertawa ngakak.