Abab Badeg karena Kopi
Bahasa dialek Suroboyan kadang nyaman untuk mengungkapkan sesuatu. Terasa kasar memang, tapi to the point-nya lugas tak terkira. Saking lugasnya, acapkali membuat orang ikut dalam alunan ketersinggungan.
Tenang, ada kopi kok. Selama ada kopi, rasa tersinggung, rasa salah paham, akan lewat dengan sedikit bekas. Nah, yang tinggal sedikit bekas itu, akan adem kalau kepala sedikit dilongokkan ke dalam kulkas.
Abab badeg, tak salah dan tak bukan adalah bau mulut. Abab badeg Suroboyan banget. Sementara ungkapan bau mulut dalam Bahasa Indonesia serasa kebanyakan sopan-santun. Alhasil, kadang, sungkan mau mengungkapkan kepada lawan bicara yang sedang terserang bau mulut.
“Eitt... kamu bau mulut,” ingat seseorang dalam perbincangan. Umumnya, yang terjadi, lawan bicara akan terdiam. Malu. Meninggalkan ruangan. Meninggalkan perbincangan. Parahnya kalau kebawa tersinggung. Sewot tak berkesudahan. Esoknya, menghindar dari kongkow. Menahan bicara hingga puasa bicara. Siwak-an. Satru-an.
“Eitt... ababmu badeg,” ucap seseorang dalam perbincangan. Duorrr, pecahlah tawa membahak. Ngakak tak berkesudahan. Sampai keluar air mata. Lawan bicara merah muka. Paling banter dia akan buka mulut. Angkat tangan dibawa ke mulut. Lalu, haahh abab dibaui sendiri.
Terasa nggilani memang, tapi kalimat terus terang itu mampu menjadi joke yang menyegarkan. Esok, dia akan berupaya menyegarkan mulut plus mencari kesempatan untuk membalas lawan bicara ketika abab sudah bau wangi. Sewangi penyegar mulut yang dikumur. Komunikasi tetap lancar seperti tak ada persoalan.
Anda bau mulut? Atau pernah mengalami bau mulut? Jawabnya dua: iya dan tidak. Masing-masing punya kiat untuk mengatasinya.
Okei... bicara abab badeg, boleh jadi, minuman kopi pun bisa menjadi salah satu penyebab mulut bau tidak enak. Maka, tidak ada salahnya, Anda pecinta kopi, harus cukup hati-hati dalam masalah ini. Daripada, ada nyelonong bicara, ababmu badeg rek...
Duren, Petai, dan Jengkol
Secara teori, atau banyak orang bilang, bau mulut disebabkan oleh duren, petai, dan jengkol. Belakangan, sejumlah artikel yang berdasarkan riset besar maupun kecil, bau mulut tidak selalu oleh dominan ketiga faktor itu (duren, petai, dan jengkol).
Ternyata, kopi (dalam pemahaman identik selalu bisa menyerap bau, red) juga bisa bikin mulut bau. Bau mulutnya seperti kopi? Rasanya tidak! Lebih mengarah pada abab badeg.
Kok bisa? Bisa! Karena, apapun, yang kita makan dan minum dicerna di perut dan usus mampu menimbulkan reaksi kimiawi. Zat-zat kimia yang terkandung di dalam makanan dan minuman, yang mengalir dalam tubuh kita, semakin kuat aroma makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh itu, akan semakin membuat nafas menjadi bau.
Andaikan nafas kita badeg karena kopi, adakah caranya menghilangkan bau kopi yang mengganggu itu? Ada dong... berikut tips yang bisa Anda coba untuk menghilangkan bau kopi pada mulut yang mungkin sangat mengganggu lawan bicara itu.
Anda suka menambahkan gula ke dalam kopi Anda? Bukan rahasia lagi gula dapat menyebabkan kerusakan gigi. Salah satu tanda kerusakan gigi adalah munculnya bau mulut atau halitosis. Kalau ini terjadi, cobalah ngopi dengan sedikit gaya yang berbeda. Misal, rotasikan menu kopi dengan teh hijau.
Ekstrak teh hijau, diketahui, dapat menghilangkan sulfur yang menyebabkan gigi rusak dan bau mulut. Pencerahan pengetahuan ini pernah dimuat dalam The Journal of Oral Biology. Para peneliti menyarankan untuk mengkonsumsi teh hijau untuk menstimulasi produksi air liur atau saliva yang akan membantu pembersihan gigi Anda setelah makan atau minum kopi.
Saat Anda memulai pagi dengan minum kopi, kafein yang terkandung dalam kopi memungkinkan akan menimbulkan efek kecemasan sesaat. Ternyata efek ini juga dapat memberi kontribusi timbulnya abab badeg Anda.
Studi yang dilakukan di Brazil mengatakan, jika semakin tinggi tingkat cemas seseorang, semakin banyak sulfur yang dihasilkan. Sulfur inilah yang akan menimbulkan bau mulut. Kecemasan ini juga dapat membuat mulut kering. Hal-hal inilah yang membuat para peneliti menghubungkan kecemasan dengan timbulnya bau mulut.
Beda Brazil beda pula di Jepang. Pada studi yang dilakukan di Jepang, peneliti memeriksa relawan yang mengkonsumsi yoghurt setiap pagi selama 6 minggu. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada lidah para relawan tersebut. Ternyata ditemukan jumlah bakteri yang terdapat pada mulut relawan itu tetap sama, tetapi produk sampingan yang dihasilkan bakteri yaitu hydrogen sulfida berkurang setengahnya.
Para peneliti mengatakan jumlah bakteri "baik" dalam yoghurt menggantikan posisi bakteri yang menyebabkan bau dalam mulut. Hasil yang sama juga didapat dengan menggunakan pil prebiotik.
Gus Ipul, Kopi, dan Susu
Diluar penelitian yang dipublikasikan The Journal of Oral Biology, juga yang dilakukan di Brazil dan Jepang, terdapat sekelompok peneliti dari Timur Tengah. Penelitian juga masih seputar penyebab bau mulut karena kopi.
Mereka, tim dari Timur Tengah itu, mencoba mencampur air liur manusia dengan kopi. Sebuah percobaan yang unik. Penelitian yang keren. Peneliti itu menemukan bahwa kopi sebenarnya bisa mencegah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau mulut. (Nah, kalau begitu benar dong persepsi bayak orang kalau kopi adalah antioksidan yang keren).
“Tapi ada caranya,” kata peneliti itu. Caranya? Di saat Anda minum kopi, usahakan untuk tidak mencampur kopi seduhan Anda dengan susu. Pencampuran ini selain mengakibatkan dehidrasi, susu dapat memfermentasi kopi menjadi zat yang menyebabkan bau mulut. Nafas tidak lagi berbau kopi, melainkan berbau bakteri.
Uihhh, kalau begitu, pendapat tim peneliti ini, cukup selaras dengan joke yang seperti pernah dilemparkan oleh Gus Ipul, Wakil Gubernur Jawa Timur, di berbagai kesempatan. Bahwa, kopi dan susu itu sejatinya tidak pernah cocok. Kopi itu, karena unsur kafein di dalamnya, membawa orang menjadi betah melek. Sementara, susu, atau susunya, justru mengajak orang tidur. Nah loohhhh hahahaha.... seru kan. widikamidi