Aa Gym Mengeluh, Minimarket 24 Jam Dekat Daarut Tauhid Disegel
Pendakwah KH Abdullah Gymnastiar atau akrab disapa Aa Gym mengeluhkan jam operasional minimarket 24 jam, dan menganggu pesantren yang dipimpinnya, Daarut Tauhid.
Minimarket berinisial C di Jalan Gegerkalong Girang, Kota Bandung, Jawa Barat itu pun disegel Satpol PP Kota Bandung, hari ini, Sabtu 2 Maret 2024.
"Penyegelan sementara dilakukan karena keberadaan minimarket tersebut menganggu ketenteraman masyarakat sekitar dan tidak memiliki izin usaha," demikian keterangan petugas setempat.
Penindakan terhadap toko modern tersebut mengacu kepada Perda Nomor 2 tahun 2009 tentang penataan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern. Selain itu, penindakan dilakukan berdasarkan Perda Nomor 9 tahun 2019 tentang Tibumtranlinmas.
Keluhan Aa Gym
Keluhan Aa Gym itu disampaikan dalam sebuah video singkat berdurasi sekitar 45 detik. Video itu viral di Instagram setelah diunggah oleh akun @aagym. Hari ini, nama Aa Gym viral. Ia trending topik X Indonesia, setelah publik membicarakan konser Ed Sheeran di JIS.
Video diawali dengan Masjid Daarut Tauhid yang megah di tengah malam. Kamera Aa Gym lalu bergeser ke sebelah kanan dan memperlihatkan aktivitas sebuah minimarket yang masih buka. Sejumlah pengunjung tengah mengobrol di depan minimarket tersebut.
Aa Gym menegur sejumlah pemuda dan pemudi yang masih nongkrong padahal waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Para pemuda dan pemudi yang melihat Aa Gym langsung menunduk malu dan menjawab teguran Aa. Mereka tahu bahwa yang menegur Aa Gym. Namun, mereka tidak segera membubarkan diri dari minimarket tersebut.
Respons Aa Gym setelah Minimarket Ditutup Satpol PP
Aa Gym mengunggah video di akun Instagram @aagym pada Sabtu 2 Maret sore. Ia mengucapkan terima kasih sekaligus harapannya atas kejadian tersebut. Berikut ini pernyataan lengkap Aa Gym dalam video berdurasi 7 menit 48 detik:
"Kepada semua pemirsa di media sosial, khususnya Instagram, 1,6 juta yang viral dengan tayangan semalam, berikut ini ucapan terima kasih sesudah semalam ada tayangan viral tentang kegiatan tadi malam di toko sebelah masjid ini yang sangat membuat kami sedih dan prihatin. Rupanya ditanggapi oleh masyarakat luas sehingga begitu banyak komentar, juga telepon dari berbagai pihak yang sangat ikut prihatin dan sangat peduli dengan kejadian ini. Sehingga tadi siang segera, sebetulnya dari pihak kepolisian, pihak pemda, kecamatan, juga dari koramil dan berbagai pihak yang berkepentingan mengadakan pertemuan di kelurahan," tuturnya.
"Dan kami hanya satu pertanyaan saja yang kami ajukan dari warga yang ada di sekitar toko tersebut, apakah toko ini punya izin atau tidak? Jadi hanya satu-satunya pertanyaan. Ternyata tidak ada izin sama sekali, padahal beroperasinya 24 jam dengan aktivitas seperti yang kita lihat sendiri dalam tayangan (video tadi malam) tersebut. Siang-malam terjadi hal-hal yang kurang nyaman bagi yang mau ibadah ke masjid. Apalagi kalau jam tahajud, itu tidak sedikit yang mau berpacaran atau ya tindakan-tindakan yang sangat tidak etis sama sekali untuk berada di sekitar masjid pesantren dan masyarakat yang sudah kondusif di sini berusaha untuk menjadi lebih baik," tutur pendakwah berusia 62 tahun.
"Tidak cukup hanya ingin punya izin, tapi perhatikan lingkungannya. Jangan sampai orientasinya hanya untung, uang, untung, uang, tanpa peduli kepada masyarakat yang ada di sekitar, tanpa peduli kepada akhlak. Kita saksikan sendiri semalam ketika didatangi pun benar-benar seperti yang tidak ada rasa salah, tidak ada rasa respek terhadap ajakan untuk berbuat baik. Ini membuat begitu banyak orang yang murka, naudzubillah. Jadi bisnis jangan hanya orientasinya uang, tapi akhlak juga harus dibangun. Jangan dibiarkan orang nongkrong, merokok, berpacaran, kakinya naik, perempuan dengan perempuan pacaran, lelaki dengan lelaki pacaran. Tengah malam tidak peduli kepada tetangga-tetangga yang sudah nyenyak, tidak peduli dengan orang-orang yang sedang mau ke masjid yang ada di sebelahnya. Tolonglah, kalau mau bikin usaha adabnya itu dipakai, akhlak digunakan, sehingga tetangga tidak terganggu dan tidak dirugikan," tutur pendakwah kelahiran 29 Januari 1962 ini.
Advertisement