99 Hari Kerja Pertama, Khofifah: Masih Banyak PR di Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa serta Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak mengadakan press conference 99 hari kerja pertama di Gedung Negara Grahadi Selasa 28 Mei 2019. Acara ini mengundang rekan-rekan media yangh ada di Jatim.
Dalam acara juga hadir Sekertaris Daerah Jatim Heru Tjahjono. Wagub Emil membuka acara dengan memaparkan apa yang telah dia lakukan bersama gubernur selama 99 hari kerja dengan video berdurasi sekitar lima menit.
Video tersebut berisi momen-momen saat gubernur dan wagub mengunjungi beberapa tempat di Jatim semisal bencana banjir akibat meluapnya Teluk Lamong di Mojokerto, Sidak harga kebutuhan pokok di pasar, dll.
Emil mengatakan bahwa membangun Jatim bukanlah perkara yang mudah. Menurutnya butuh tenaga super untuk terus memantau keadaan di Jatim.
Mantan Bupati Trenggalek tersebut menyebut bahwa peran Pakdhe Karwo dalam membantu mensinergikan program-program saat ini begitu besar.
“Pakdhe Karwo selalu membantu kita, karena kita tahu selama 10 tahun memimpin Pakdhe dan Gus Ipul telah melakukan kerja yang luar biasa untuk Jatim,” ucapnya.
Dirinya mengapresiasi media-media yang memberi informasi terkait kinerja Pemprov Jatim ke masyarakat.
“Jadi saya berterima kasih sekali kepada rekan-rekan media. Terkadang ada beberapa hal yang tidak kita ketahui justru awalnya ditanyakan oleh para wartawan. Semisal pak disini ada kebakaran, kita juga gak selamanya tau, kita cek apa benar, lalu baru kita turun ke lapangan untuk memantau dan membantu mencarikan solusi,” beber Emil.
Emil menjelaskan bahwa setiap hari masalah selalu ada dan muncul di Jatim. Dalam hal ini Emil menilai bahwa pemerintah butuh partisipasi aktif masyarakat untuk turut aktif memberi informasi di lapangan.
“Jadi saya harap masyarakat juga memberi kita informasi. Mata kita juga terbatas dan saat ini dengan adanya aplikasi android Jatim Cettar saya harap masyarakat bisa menggunakannya untuk melaporkan hal-hal yang terjadi di Jatim,” ujarnya.
Sementara Khofifah yang datang belakangan memberi sambutan pendek. Menurutnya selama 99 hari kerja masih banyak kekurangan-kekurangan yang dia lakukan.
“99 hari kerja, saya katakan memang tidak sempurna, namun saya bersyukur bahwa kita sudah hampir merampungkan target-target kerja selama 99 hari, seperti Tis-Tas, PKH Plus dan MJC yang semoga bermanfaat bagi masyarakat Jatim,” jelasnya.
Mantan Menteri Sosial tersebut juga menjelaskan tentang penghargaan yang diraih Jatim baru-baru ini yakni sebagai Provinsi Terbaik Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial 2019.
“Jadi ada yang tanya pemerintah sudah melakukan apa kok dapat penghargaan ini. Jadi di dalam Timdu itu berisi Kapolda, Pangdam V Brawijaya dll. Bahkan di IG saya saya sampai menulis Hansip dan Linmas. Kalau yang kerja Cuma diatas yang bawah tidak ya gak bisa nyambung setrumnya,” bebernya.
Dirinya juga menceritakan tentang konflik yang melanda pengungsi Syi’ah asal Sampang yang ada di Rusun Jemundo, Sidoarjo. Khofifah saat ini berusaha agar pengungsi tersebut bisa pulang ke kampung halamannya.
“Saya selalu berkomunikasi dengan kyai-kyai di Jatim agar mereka bisa segera pulang. Perlunya koordinasi dengan setiap tokoh-tokoh agama dalam hal ini agar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari,” jelasnya.
Khofifah juga menilai bantuan dari Pakdhe Karwo dan Gus Ipul yang memimpin Jatim sebelumnya membuat pemerintahannya bisa cepat melakukan transisi.
“Saya selalu intens berkomunikasi dengan Pakdhe Karwo, setiap dua minggu sekali saya selalu sempatkan untuk menelpon,” ucapnya.
Di akhir Khofifah berharap agar dukungan dari masyarakat bisa membantu kinerja pemerintah yang masih jauh dari kata sempurna. (faq)