90 Migran di Kapal Lepas Pantai Dicegat Tentara Lebanon
Tentara Lebanon, mengatakan telah mencegat kapal yang memuat 91 orang termasuk pengungsi dari Suriah dan Palestina yang akan meninggalkan Lebanon secara ilegal.
Perempuan dan anak-anak termasuk di antara kelompok yang dicegat pada hari Jumat oleh patroli angkatan laut di lepas pantai Qalamoun di Lebanon utara, kata tentara.
Kapal itu hampir tenggelam karena cuaca buruk dan semua yang ada di dalamnya diselamatkan dan dibawa ke pantai. Namun belum diketahui tujuan dari kapal yang ditangkap itu. Demikian rilansir Arabnews.com, Minggu 21 November 2021.
Republik Siprus, anggota Uni Eropa yang hanya berjarak 160 kilometer (100 mil), menjadi tujuan umum para calon migran yang mencoba melarikan diri dari Lebanon, yang terperosok dalam krisis ekonomi dan politik.
Penyeberang Ilegal di Lebanon
Pada hari Jumat pasukan keamanan Lebanon mengatakan mereka telah menggagalkan upaya 82 orang yang akan menyeberang secara ilegal melalui laut dari Lebanon ke Eropa.
Pasukan Keamanan Dalam Negeri mengatakan mereka menggerebek sebuah “resor wisata” di daerah Qalamoun pada Kamis setelah mendapat informasi.
Mereka menemukan “82 orang, termasuk pria, wanita, dan anak-anak, yang berencana pergi ke Eropa melalui laut secara ilegal dengan biaya $5.000 per orang,” tanpa menyebutkan kewarganegaraan mereka.
Jumlah orang yang mencoba melakukan penyeberangan laut mematikan dari Lebanon telah melonjak sejak krisis keuangan negara itu dimulai pada 2019.
Sebagian besar calon migran merupakan pengungsi yang melarikan diri dari perang di negara tetangga Suriah, tetapi semakin banyak warga Lebanon yang juga mencoba perjalanan berbahaya itu.
Sekitar 80 persen penduduk Lebanon diperkirakan hidup di bawah garis kemiskinan, seperti yang didefinisikan oleh organisasi internasional. Nilai mata uang pound Lebanon telah merosot 90 persen nilainya terhadap dolar di pasar gelap.
Lebanon mengatakan menampung lebih dari 1,5 juta warga Suriah, hampir satu juta di antaranya terdaftar sebagai pengungsi di PBB.
Perkiraan resmi menyebutkan jumlah pengungsi Palestina di negara itu 180.000 tetapi jumlah sebenarnya bisa mencapai 500.000 orang.