9 Negara Tawarkan Bantuan Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402
Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 berpacu dengan waktu, karena cadangan oksigen di kapal tersebut hanya untuk kebutuhan selama 72 jam. Itu artinya, persediaan oksigen cukup hanya sampai Sabtu besok pukul 03.00 WIB.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali, pada Rabu 21 April 2021 pukul 03.00 WIB. Saat itu, kapal selam hendak melakukan latihan tembak rudal C802 dan Torpedo.
Sejak kapal dinyatakan hilang, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, telah menghentikan semua latihan di TNI AL dan meminta semua armada dan prajurit fokus dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala yang hilang kontak di perairan Bali.
KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI Gusti Ngurah Rai 332, KRI Diponegoro 365, KRI dr. Soeharso 990, dan KRI Pulau Rimau 724 bersama 1 helikopter TNI Angkatan Laut telah memulai operasi pencarian pada Kamis, 22 April 2021 kemarin.
Selain melibatkan beberapa kapal dan helikopter milik TNI Angkatan Laut, beberapa negara tetangga juga telah mengirim kapal-kapal canggih mereka untuk membantu menemukan kapal selam yang membawa 53 orang itu.
Singapura telah mengirim kapal Swift Rescue, sejenis kapal penyelamat kapal selam yang dilengkapi mini-submarine. Kapal ini diperkirakan tiba pada Sabtu besok. Sementara Malaysia mengirim kapal penyelamat Mega Bakti, yang diperkirakan tiba pada Minggu, 25 April. Tujuh negara lainnya juga telah menawarkan bantuan pada pemerintah Indonesia, yaitu Amerika, Jerman, Perancis, Turki, India, Rusia dan Australia.
Juru bicara Pentagon, John Supple mengatakan telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Indonesia.
“Indonesia adalah sahabat dekat dan mitra strategis Amerika. Kami sangat berduka mengetahui laporan tentang hilangnya kapal selam Indonesia dan menyampaikan rasa simpati kepada awak kapal dan keluarga mereka. Kami telah menghubungi mitra-mitra kami di Indonesia dan menanyakan bantuan apa yang dapat kami berikan,” ujarnya kepada wartawan di Washington DC.
Jika dilihat dari tahun produksinya, KRI Nanggala 402 memang telah berusia 44 tahun, tetapi Kementerian Pertahanan mengatakan dalam pernyataannya bahwa kapal selam ini telah beberapa kali melaksanakan pemeliharaan dan overhaul di Jerman, di PT PAL dan terakhir di Korea Selatan pada 2007-2012.
TNI Angkatan Laut mulai menggunakan kapal selam buatan HDW (Howaldtswerke Deutsche Werft) Jerman tahun 1977, sejak sejak 6 Juli 1981 dengan basis pangkalan di Ujung, Surabaya.
Kapal selam dengan spesifikasi 1.395 ton, dengan dimensi panjang 59,5 meter, tinggi 6,3 meter dan lebar 5,5 meter ini memiliki empat mesin diesel elektrik. Kecepatan kapal ketika menyelam dapat mencapai 21,5 knot, sementara ketika berlayar di permukaan mencapai 11 knot. Kapal ini mampu membawa persenjataan hingga 14 torpedo SUT.
Advertisement