83 Kasus Baru Covid-19 di Jatim, Surabaya Penyumbang Terbanyak
Jelang selesainya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di wilayah Surabaya Raya, ternyata kembali terjadi ledakan kasus Covid-19. Utamanya di wilayah Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.
Menurut data resmi Pemerintah Provinsi Jawa Timur per hari ini, Minggu, 10 Mei 2020, ada 83 tambahan baru di seluruh Provinsi Jawa Timur. Yang menjadi sorotan 50 persen dari tambahan kasus tersebut berasal dari Kota Surabaya atau sejumlah 41 kasus. Sedangkan 20 persen lainnya berasal dari Kabupaten Sidoarjo atau sejumlah 16 kasus
Sementara, untuk tambahan kasus lainnya berasal dari 1 kasus dari Kabupaten Pasuruan, 1 kasus Kota Probolinggo, 2 kasus dari Kabupaten Jombang, 4 kasus dari Kabupaten Lamongan, 1 kasus dari Kabupaten Jember, 2 kasus dari Kota Malang, dan 2 kasus dari Kabupaten Malang.
Selanjutnya, 1 kasus dari Kabupaten Kediri, 2 kasus dari Kabupaten Bondowoso, 1 kasus dari Kabupaten Blitar, 3 kasus dari Kabupaten Magetan, 2 dari Kabupaten Tuban, 1 dari Kabupaten Probolingg dan 2 dari Kabupaten Pacitan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang memimpin konferensi pers merasa terpukul dan sedih. Alasannya, setiap hari utamanya di wilayah Surabaya Raya ada tambahan yang cukup masif. Padahal dalam 12 hari terakhir, wilayah Surabaya Raya sudah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Namun ternyata, PSBB tersebut mendapatkan hasil yang maksimal.
"Iya jadi tambahannya seperti itu teman-teman. Kembali Surabaya tambahnya paling banyak. Begitu juga dengan Sidoarjo. Jadi wilayah Surabaya Raya ini yang nambahnya banyak," kata Khofifah, Minggu 10 Mei 2020 di Gedung Negara Grahadi.
Khofifah berharap di PSBB jilid kedua yang akan dilaksanakan pada 12 Mei besok, seluruh warga Surabaya Raya bisa menaati aturan-aturan dan protokol kesehatan yang sudah diberikan dan diputuskan oleh pemerintah.
Ia tak ingin, warga Surabaya Raya terus terinfeksi virus asal Wuhan, Tiongkok ini. Dia juga berharap, seluruh warga tetap melakukan kewaspadaan dan kehati-hatian berlapis terhadap dirinya, lingkungannya dan keluarganya.
Kekhawatiran mantan Menteri Sosial tersebut didasari pula oleh data bahwa Orang Tanpa Gejala di Jawa Timur meningkat. Jika sebelumnya sekitar 21 persen kasus di Jatim berasal dari OTG, kini hampir seluruh kasus di Jatim 26 persennya berasal dari OTG.
"Ternyata ada peningkatan dari OTG yang ke positif itu, naik menjadi 26persen. Kalau kemarin kisaran 20-2i persen. Hari ini ada kecenderungan meningkat sampai 26 persen. Karena itu, saya terus sampaikan kewaspadaan berganda harus kita lakukan," katanya.