8000 Pelari Jogja Marathon Bakal Lapar Mata dengan View Lintasan yang Menggoda
Mandiri Jogja Marathon (MJM) akan digelar akhir pekan ini. Tepatnya, Minggu (15/4). Bekerjasama dengan pemerintah serta BUMN terkait, MJM menyuguhkan delapan view menarik yang akan dinikmati oleh pelari.
MJM kali ini juga akan diikuti oleh sekitar 8.000 pelari dari 22 negara. Diantaranya Malaysia, Brazil, Jepang, China, Australia, hingga Kenya.
"Yang berbeda pada gelaran kali ini, para pelari akan menikmati 8 objek view yang menarik," Jelas Pandu Buntaran, Race Director MJM, Selasa (10/4).
Objek-objek itu akan terbagi dalam beberapa titik sepanjang rute marathon. Start dimulai di Candi Prambanan. Setelah itu, peserta akan melewati 11 desa dari dua Kabupaten berbeda. Yakni sembilan desa di Kabupaten Sleman serta dua desa di Kabupaten Klaten.
"Bermula dari titik start di lapangan utama Roro Jonggrang, selanjutnya pemandangan akan dinikmati mulai Km 13 hingga 15. Para pelari akan memandang gugusan Gunung Merapi. Selanjutnya di Km 26, pelari akan disambut oleh Monumen Taruna Perjuangan dengan Museum Pelataran," paparnya.
Sedangkan di Km 37-39, pelari ditemani oleh indahnya Candi Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Sedangkan di Km 40 ada pemandangan Candi Sewu dan Candi Bubrah dan hingga akhirnya finish di Candi Prambanan lagi.
Selain titik tersebut, di beberapa rute lainnya pelari juga akan menikmati pemandangan sawah dan nuansa pedesaan. Namun, sangat khas dengan kearifan lokal Jawa. Khususnya DI Jogjakarta.
Pada MJM kali ini, akan dilombakan empat kategori berbeda. Yakni Full Marathon (42 Km) dengan jumlah 1200 pelari, Half Marathon (21 Km) sejumlah 2250 pelari, 10 Km dengan 2250 pelari serta 5 Km sejumlah 2000 pelari dan belum termasuk pelari undangan dan lainnya.
Semua peserta akan memperebutkan total hadiah senilai Rp 746 juta. "Akan ada juga dari pelari elite nasional sebanyak 20 pelari, juga elite internasional 15 pelari dari 3 negara," tambahnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Mandiri Marathon bukan sekadar ajang lari. Namun, menjadi stimulus olahraga dan wisata yang mampu berkontribusi pada pergerakan ekonomi Indonesia.
Dengan jumlah yang terbilang banyak tersebut, Arief Yahya semakin yakin bahwa ajang ini mampu memutar roda perekonomian Indonesia saat ini. (*)
Advertisement