80 Warga Binaan Lapas Lamongan Dites HIV
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Lamongan melakukan skrining HIV dan sipilis kepada 80 orang warga binaan pemasyarakatan (WBP), Senin, 29 Januari 2024.
Kasi Binadik dan Giatja Lapas Kelas II B Lamongan, Youman mengatakan, skrining dilakukan sebagai upaya untuk mengendalikan penularan HIV di lingkungan Lapas.
"Skrining ini merupakan upaya penanggulangan sejak dini penularan HIV pada WBP yang kami lakukan melalui konseling dan pemeriksaan," katanya.
Sebelum skrining, diawali penyuluhan kesehatan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas Lamongan tentang HIV/AIDS dan gejalanya, penularan sekaligus pencegahan.
Selanjutnya, satu persatu WBP tadi diskrining lewat pengambilan sampel darah. Tetapi, pengambilan sampel hanya dilakukan kepada WBP laki-laki. Sampel darah kemudian dicek menggunakan alat yang dibawa tim medis.
"Jika hasil skrining terindikasi terpapar HIV, maka akan dirujuk ke rumah sakit atau layanan PDP untuk mengikuti terapi. Tapi, ketika hasilnya negatif, maka WBP akan dilakukan tes dahak dan sampel dahak untuk memastikan apakah WBP terinfeksi TB atau tidak," imbuhnya.
Sementara itu, Kalapas Lamongan, Mahrus menjelaskan, skrining HIV sebagai bentuk kegiatan deteksi dini para WBP yang dinilai penting dan rutin dilakukan. Diharapkan mampu mendeteksi jika terdapat kasus HIV di Lapas Lamongan.
Sehingga, jika ada yang terdeteksi, dengan skrining ini bisa dilakukan pencegahan penularan HIV antar warga binaan. Ia juga berterima kasih atas kolaborasi dengan dinas kesehatan dan puskesmas atas terselenggaranya kegiatan ini.
"Semoga kerja sama ini terus dapat dilaksanakan bahkan semakin ditingkatkan," ungkapnya, dalam keterangan tertulis.