80 Lebih Jiwa Melayang, Bentrokan di Sudan Makin Mengganas
Sudan makin bergejolak. Lebih dari 80 jiwa melayang dalam bentrokan yang terjadi dalam dua hari belakangan di Darfur, ibukota negeri di Afrika tersebut.
Pergolakan itu terjadi dua minggu setelah misi penjaga perdamaian berakhir. Tindak kekerasan ini menjadi pertempuran paling signifikan yang sempat dilaporkan. Meski perjanjian damai telah dilakukan pada Oktober lalu.
Perjanjian damai itu diharapkan akan mengakhiri perang yang telah terjadi bertahun-tahun dan membuat wilayah barat negara itu dibanjiri senjata.
Kekerasan dilaporkan dipicu oleh adu domba antara kelompok etnis Arab dengan suku non-Arab di El Geneina, ibu kota negara bagian Darfur Barat. Perselisihan lokal itu lantas berkembang menjadi pertempuran yang lebih luas antara milisi.
"Korban tewas akibat peristiwa berdarah yang terjadi di El Geneina, ibu kota Negara Bagian Darfur Barat, telah meningkat sejak Sabtu pagi ... menjadi 83 orang tewas, dan 160 luka-luka termasuk dari angkatan bersenjata," kata Komite Sentral Dokter Sudan, seperti dikutip AFP, Senin 18 Januari 2021.
Otoritas Sudan telah memberlakukan jam malam di seluruh negara bagian di Darfur Barat, sementara pemerintah Khartoum mengirimkan delegasi "profil tinggi" untuk membantu mengatasi situasi tersebut.
Mengutip persatuan dokter, kantor berita SUNA yang dikelola negara mengatakan korban kemungkinan akan meningkat seiring pertempuran berlanjut.
Cabang serikat pekerja setempat juga mengatakan fasilitas kesehatan harus diamankan dan transportasi disediakan bagi petugas medis untuk membantu yang terluka.