8 'Tidak' Penyebab Keluarga Retak, Problem Hidup di Masa Pandemi
Di masa pandemi Covid-19 segalanya bisa berubah. Bukan hanya persoalan sosial kemasyarakatan, melainkan juga persoalan dalam rumah tangga. Inilah yang perlu ingat: 8 'tidak' bisa menjadi penyebab keluarga retak.
Pernikahan bahagia adalah dambaan semua manusia. Namun realitasnya, ada pernikahan yang sehat sejahtera, maka mereka mendapatkan kebahagiaan yang sempurna. Namun ada pula pernikahan yang tidak sehat dan tidak sejahtera, maka mereka merasakan penderitaan tak terkira.
Sebuah pernikahan yang tidak sehat, memiliki beberapa tanda. Di antara tanda-tanda pernikahan yang tidak sehat adalah:
1. Tidak mau berubah
Pasangan suami istri semestinya berproses bersama, melakukan adaptasi untuk mencapai titik kesesuaian dan kenyamanan hubungan. Keduanya harus bersedia berubah menyesuaikan diri dengan harapan pasangan. Adaptasi adalah sebuah keharusan di sepanjang perjalanan kehidupan berumah tangga.
2. Tidak mau menerima kondisi pasangan
Menikah itu artinya siap menerima kondisi pasangan yang belum diketahui ketika sebelum menikah. Jangan menyesal menikah dengannya karena mengetahui ada sifat, karakter atau kondisi yang sebelumnya tidak diketahui. Terimalah kondisi pasangan Anda, untuk bersama-sama berubah menuju kondisi yang lebih baik.
3. Tidak peduli kondisi pasangan
Ketika suami sudah mulai mengabaikan istri, dan istri mulai mengabaikan suami, kehidupan pernikahan mereka sudah mulai terancam. Suami tidak peduli perasaan istri, pun istri tidak peduli perasaan suami. Ketika tengah di rumah, suami dan istri asyik berkegiatan sendiri-sendiri, tidak saling mempedulikan, saling mengabaikan, ini adalah ciri pernikahan yang tidak sehat.
4. Tidak pernah merasa bersalah
Salah satu tanda pernikahan yang tidak sehat adalah adanya suasana saling menyalahkan antara suami dan istri. Keduanya mudah menuduh dan menuding, saling melempar kesalahan dan sulit untuk berdamai. Suami dan istri tidak pernah merasa bersalah atas apa yang terjadi dalam rumah tangga mereka. Tidak mau introspeksi diri, seakan kesalahan selalu ada pada pasangan.
5. Tidak bersabar melalui proses
Kadang istri terlalu cepat merasa putus asa terhadap suami, dan suami terlalu cepat merasa putus asa terhadap istri. Ketika harapan terhadap pasangan tidak didapatkan, suami dan istri merasa mentog dan berputus asa, seakan tak ada harapan perbaikan. Belum genap lima tahun menikah, sudah berputus asa, karena harapan terhadap pasangan tidak menjadi kenyataan. Mereka tidak bersabar atas proses yang tengah terjadi pada diri dan pasangan.
6. Tidak bisa terbuka terhadap pasangan
Suami dan istri semestinya saling shering, mengungkapkan harapan dan keinginan secara leluasa. Ketika mereka berdua lebih banyak diam dan memendam perasaan, pertanda pernikahan mereka tidak sehat. Suami dan istri memilih memendam harapan dan keinginan, padahal sangat banyak hal yang ingin didapatkan dalam kehidupan pernikahan.
7. Tidak mau menjadi pendengar
Komunikasi yang lancar adalah salah satu tanda kesehatan pernikahan. Ketika suami dan istri tak ada yang mau menjadi pendengar, pertanda pernikahan mereka tidak sehat. Keduanya tidak betah mendengarkan pembicaraan pasangan. Maunya bicara dan harus didengarkan, namun dirinya tidak mau mendengarkan. Sikap ini tentu sangat menjengkelkan bagi pasangan.
8. Tidak bisa menghargai pasangan
Semua manusia akan merasa bahagia apabila dihargai. Hendaknya istri mampu menghargai suami, bagaimanapun kapasitas dirinya, ia adalah suami Anda. Hendaknya suami mampu menghargai istri, bagaimanapun kondisi dirinya, ia adalah istri Anda.
Hargai pendapatnya, hargai posisinya, harga keadaannya, hargai pengorbanannya, hargai kesetiaannya, hargai pelayanannya.
Inilah di antara tanda kehidupan pernikahan yang tidak sehat. Hendaknya segera melakukan tindakan penyehatan apabila sudah merasakan adanya bagian dari tanda-tanda tersebut. Delapan tidak tersebut, bisa membuat keluarga retak, Waspadalah!
*) Sumber: AbiAhmad Husain Shihab, dipetik dari akun facebooknya, Minggu 7 Juni 2020.