8 Penjelasan tentang Perbedaan Al-Qur’an dengan Hadits Qudsi
Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda: Telah aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka/urusan, yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya maka kalian tidak akan sesat selama-selamanya. Dua pusaka itu adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi (Hadits).
Hadits merupakan ucapan dan tindakan Rasulullah SAW yang dibukukan. Sejumlah hadis shahih bisa diperdalam melalui Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Hadits Tirmidzi, Nasa'i, dll.
Selain itu, ada juga Hadits Qudsi. Soal hadits qudsi ada penjelasan khusus.
“Hadits Qudsi adalah hadis yang dinisbahkan pada kata Qudsi. Arti kata Qudsi adalah suci (ath-thoharoh) dan membersihkan (at-tanzih). Selain disebut hadis Qudsi juga disebut hadits ilahi dinisbatkan pada Ilah (Allah), dan juga disebut hadits Robbani dinisbatkan pada Robb (Allah; Penguasa) yang Maha Agung dan Luhur”.
Demikian penjelasan Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi dalam kitab Tanwir al-Qulub halaman 551.
8 Perbedaan Hadits Qudsi dan Al-Quran
KH Abdul Muiz Ali, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi uraian tentang perbedaan Hadits Qudsi dan Al-Quran, berikut:
Perbedaan Al-Qur’an dengan Hadits Qudsi, selain prosesnya turunnya beda, kedudukan dan fungsinyapun juga beda;
Al-Qur’an adalah mukjizat yang terjaga sepanjang masa dari segala pengubahan, serta lafadznya dan seluruh isinya sampai taraf hurufnya, tersampaikan secara mutawatir.
Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan maknanya saja. Ia harus disampaikan sebagaimana adanya. Berbeda dengan hadits Qudsi, yang bisa sampai kepada kita dalam hadis yang diriwayatkan secara makna saja.
Dalam madzhab Syafi’i, mushaf Al-Qur’an tidak boleh dipegang dalam keadaan berhadats kecil, serta tidak boleh dibaca saat berhadats besar. Sedangkan pada hadits Qudsi, secara hukum, ia boleh dibaca dalam kondisi berhadats.
Hadits Qudsi tentu tidak dibaca saat shalat, berbeda dengan ayat Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an, membacanya adalah ibadah, dan setiap huruf mendapat sepuluh kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits.
Al-Qur’an adalah sebutan yang memang berasal dari Allah, beserta nama-nama Al-Qur’an yang lainnya.
Al-Qur’an tersusun dalam susunan ayat dan surat yang telah ditentukan.
Lafadz dan makna Al-Qur’an sudah diwahyukan secara utuh kepada Nabi Muhammad, sedangkan lafaz hadits qudsi bisa hanya diriwayatkan oleh para periwayat secara makna.
"Demikian pengetahuan mengenai istilah hadis qudsi, setelah mengetahui pengertian dan perbedaannya dengan Al-Qur’an, tidak ada alasan bagi tiap muslim untuk berpaling atau menolak hadits qudsi. Semoga penjelasan ini dapat menambah ilmu dan manfaat bagi pembacanya."
Demikian KH. Abdul Muiz Ali (Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat).