8 Manfaat Makan Cokelat, Ada juga Efek Sampingnya
Hampir semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa, sulit menolak kelezatan cokelat. Selain rasanya yang khas dan nikmat, cokelat juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Cokelat merupakan olahan biji kakao yang dipanggang, digiling, lalu dibentuk menjadi cair, pasta, atau dalam bentuk balok.
Kini sudah banyak cokelat yang diolah dengan penambahan gula, susu, dan lain sebagainya. Alih-alih mendapatkan manfaat cokelat bagi kesehatan, konsumsi cokelat jenis ini justru berbahaya bagi kesehatan. Jika ingin merasakan manfaat dari cokelat, konsumsilah dark chocolate tanpa penambahan gula berlebih.
Cokelat hitam mengandung berbagai macam mikronutrien. Dalam 100 gram cokelat hitam terdapat 11 gram serat, 12 mg zat besi, 230 mg magnesium, 2 mg mangan, 73 mg kalsium, dan masih banyak lagi. Selain mengandung delapan asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh, cokelat juga menyimpan berbagai vitamin, termasuk vitamin A, B1, B2, B3, B12, dan K. Itulah mengapa manfaat cokelat sangat beragam untuk kesehatan.
Lalu, apa saja manfaat cokelat bagi kesehatan? Tapi ada juga efek buruknya jika makan cokelat berlebihan. Berikut ini ulasannya.
Pengolahan Cokelat
Proses produksi cokelat melalui tahap pengolahan sebagai berikut:
1. Blending dan Mixing, tahap ini merupakan tahap pencampuran kakao massa dengan bahan non kakao (gula, susu bubuk, vanillin, soya lecithin, dan lainnya).
2. Penambahan, adanya bahan non kakao bertujuan untuk mengatasi rasa pahit yang dihasilkan dari kakao massa.
3. Refining, campuran proses 1 dan 2 dihaluskan menggunakan mesin refiner, yang menghasilkan lapisan tipis campuran.
4. Conching, homogenisasi dilakukan dengan mengaduk campuran dalam mesin conche selama 12-14 jam atau bahkan 1-2 hari sesuai kebutuhan. Jika kita menginginkan adanya penambahan cocoa butter dengan rasio tertentu, maka penambahan tersebut dilakukan pada tahap conching ini. Selain bertujuan untuk menghomogenkan campuran, tahap ini bertujuan untuk menghilangkan bau/rasa asam yang tersisa, sehingga aroma cokelat semakin terasa.
5. Temperin, karakteristik couverture ini biasanya belum stabil. Tempering merupakan suatu proses untuk menstabilkannya, dan membuat permukaan cokelat menjadi mengkilat dan cokelat menjadi renyah. Tempering dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan suhu.
Kandungan Cokelat
1. Asam Oleat
Asam oleat adalah asam lemak omega-9 yang dapat ditemukan secara alami pada lemak dan minyak, baik dari hewan maupun sayuran. Asam oleat selain terkandung dalam cokelat juga ditemukan di minyak zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk mediterania yang banyak mengkonsumsi asam oleat dari minyak zaitun, menyimpulkan efek positif bagi kesehatan jantung.
2. Katekin
Antioksidan kuat yang terkandung dalam cokelat, berfungsi untuk mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi.
3. Theobromine
Kandungan yang membantu membangun perasaan tenang dan meringankan sakit tenggorokan.
4. Kafein
Kandungan yang memberikan efek terjaga atau segar bagi yang mengkonsumsinya Phenethyylamine. Memberikan dampak dopamine atau munculnya perasaan senang dan perbaikan suasana hati.
Jenis-jenis Cokelat
1. Cokelat Hitam (dark chocolate)
Cokelat hitam ditentukan dengan tingginya kandungan cokelat. Amerika Serikat menetapkan minimal 35 persen kandungan cokelat untuk dark chocolate. Sedangkan Eropa menetapkan minimal 43 persen. Cokelat pekat yang berkualitas tinggi memiliki kandungan gula yang sangat rendah dibandingkan jenis cokelat lainnya dan oleh sebab itu rasanya lebih pahit.
2. Cokelat Susu
Cokelat susu terdiri dari cokelat padat, susu, gula, lemak nabati dan sedikit lesithin. Kandungan cokelat padat di cokelat jenis ini lebih banyak dibandingkan cokelat pekat sedangkan kandungan gulanya jauh lebih besar. Di Amerika Serikat cokelat susu harus mengandung paling tidak 10 persen cokelat cair dan 12 persen susu padat, sementara itu, peraturan dari Uni Eropa mengharuskan kandungan cokelat padat minimal 25 persen, namun 20 persen di Kerajaan Inggris dan Irlandia.
3. Cokelat Putih
Cokelat putih memiliki komposisi yang hampir sama dengan cokelat susu namun tidak mengandung cokelat padat melainkan menggunakan minyak cokelat (cocoa butter). Cokelat putih paling tidak mengandung 20 persen minyak cokelat, 14 persen susu, sekitar 55 persen gula dan bahan-bahan lainnya. Cokelat putih biasanya dijual agar bisa menghasilkan berbagai macam warna untuk permen cokelat atau kue.
4. Couverture
Cokelat berkualitas tinggi ini digunakan sebagai pelapis dan bahan pembuat kue. Untuk membuat cokelat couverture minyak cokelat dan gula ditambahkan pada pasta cokelat (cocoa mass) kemudian diadon dan digiling menjadi butiran kecil. Hasilnya lalu masuk ke mesin penggilas untuk diaduk hingga memiliki tekstur yang lembut. Proses ini dapat berlangsung hingga berhari-hari sesuai kelembutan yang diinginkan. Kemudian hasil akhir cokelat melewati proses tempering dimana temperatur dari cokelat diturunkan hingga tercapai konsistensi yang diinginkan.
Manfaat Konsumsi Cokelat
1. Meningkatkan mood
Manfaat cokelat yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang. Ya, cokelat telah dikenal mampu memperbaiki mood atau suasana hati. Khasiat ini diperoleh dari beberapa kandungan cokelat yang memiliki efek antidepresan. Komponen feniletilamin pada cokelat dikenal dapat meningkatkan mood seseorang. Selain itu, magnesium juga memiliki peran untuk menjaga keseimbangan mood agar tetap stabil.
2. Kandungan antioksidan cegah kanker
Cokelat juga merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung antioksidan. Bahkan cokelat mengandung lebih banyak variasi antioksidan daripada makanan lain. Kandungan polifenol, flavanol, katekin, dan sebagainya dapat melindungi sistem kardiovaskular tubuh dan mencegah kanker.
3. Menurunkan tekanan darah
Kandungan flavonoid dalam cokelat dapat menstimulasi endotelium, dinding arteri untuk memproduksi nitric oxide (NO). Peran NO sendiri adalah mengirimkan sinyal agar terjadi relaksasi arteri sehingga menurunkan tekanan darah. Inilah alasan mengapa salah satu manfaat cokelat berperan untuk mengontrol tekanan darah.
4. Memperlambat penuaan
Tingginya kadar antioksidan yang dimiliki cokelat dapat membantu menghambat penuaan yang terjadi sejalan dengan usia. Penuaan ini bisa tampak dari luar (keriput dan kulit kendur) ataupun yang tidak tampak, seperti penuaan pada sel-sel tubuh. Lalu, kandungan mangan yang tinggi dalam kakao juga berperan dalam produksi kolagen, yaitu protein yang dihasilkan agar menjaga kulit tampak muda dan sehat.
5. Meningkatkan Memori Otak
Penelitian menunjukkan bahwa lansia yang diberikan ekstrak kakao dengan kandungan flavonoid yang tinggi akan memperoleh peningkatan fungsi kognitif yang signifikan, dengan cara meningkatkan peredaran darah ke otak.
Selain itu, kandungan kafein dan teobromin dalam cokelat mampu meningkatkan fungsi otak dalam jangka pendek. Karena alasan tersebut, manfaat cokelat disebut-sebut dapat meningkatkan memori otak seseorang.
Sebuah studi tersebut menemukan, konsumsi cokelat dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada penderita Alzheimer, walaupun efeknya tidak signifikan.
6. Mencegah kerusakan gigi
Kandungan zat theobromine dalam cokelat mampu mencegah kerusakan gigi dengan menghilangkan streptokokus mutans, bakteri yang ditemukan dirongga mulut yang memberikan kontribusi terhadap kerusakan gigi.
7. Menurunkan LDL (kolesterol jahat)
Mengkonsumsi cokelat hitam secara teratur telah terbukti dapat menurunkn kolestrol LDL sebanyak 10 persen. Orang yang meminum cokelat dua kali sehari beberapa minggu dapat menurunkan kolestrol jahat (LDL) dan menghilangkan kolestrol baik (HDL).
8. Membantu turunkan berat badan
Cokelat hitam ternyata dapat membantu Anda menurunkan berat badan jika dikonsumsi dengan jumlah yang sesuai. Menurut peneliti, cokelat dapat memicu pelepasan hormon yang mengontrol nafsu makan sehingga Anda lebih mudah untuk menurunkan berat badan.
Dalam pencernaan, cokelat juga dapat berperilaku seperti prebiotik, yaitu sejenis serat yang mendorong pertumbuhan bakteri baik di usus. Semakin banyak bakteri baik dalam tubuh, maka metabolisme dan penyerapan nutrisi pun akan meningkat.
9. Membantu mengurangi komplikasi pada kehamilan
Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada Society for Maternal Fetal Medicine menjelaskan bahwa memakan 30 gram cokelat dalam sehari selama kehamilan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan janin. Lalu, teobromin dalam cokelat juga dinilai dapat menurunkan risiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil karena dapat merangsang jantung dan membuat pembuluh darah arteri membesar.
Tips Konsumsi Cokelat
Meski memiliki banyak kebaikan, Anda perlu mewaspadai efek samping yang terjadi bila cokelat dikonsumsi secara berlebihan. Apalagi, sudah banyak cokelat yang diolah dengan penambahan gula, susu, dan lain sebagainya. Alih-alih mendapatkan manfaat cokelat, konsumsi cokelat jenis ini justru berbahaya bagi kesehatan.
1. Pilihlah cokelat hitam yang mengandung kakao 70-85 persen.
2. Hindari terlalu banyak mengonsumsi cokelat susu, karena biasanya telah diberi gula tambahan dan mengandung lebih banyak lemak.
3. Hindari menambahkan susu skim ke dalam minuman cokelat.
4. Batasi konsumsi cokelat setidaknya hanya 20 gram setiap harinya.
5. Perhatikan nilai gizi yang biasanya tertera pada kemasan cokelat batang atau bubuk cokelat sebelum mengonsumsinya.
6. Bila mengalami gejala tertentu setelah memakannya, segera periksakan diri ke dokter.
Mitos Konsumsi Cokelat Berlebihan
1. Cokelat menimbulkan jerawat
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa cokelat juga bisa menjadi makanan penyebab jerawat. Faktanya, berdasarkan penelitian yang dilakukan American Medical Association, tidak ada kaitannya antara mengkonsumsi cokelat dengan jerawat.
2. Cokelat menyebabkan gigi berlubang
Cokelat kerap dianggap sebagai perusak kesehatan gigi, terutama menyebabkan jadi berlubang. Karena itulah, anak-anak biasanya tak diperbolehkan makan cokelat terlalu banyak. Jika Anda termasuk penggemar cokelat yang sering menjadikan si manis ini sebagai camilan yang sering dikonsumsi. Anda juga ‘malas’ menyikat gigi usai makan cokelat. Nah, tak heran kalau gigi Anda pun jadi berlubang.
Kendati demikian, bukan berarti kita bisa makan cokelat sesuka hati. Pilihlah jenis dark chocolate yang tak mengandung terlalu banyak gula dan lebih 'murni', sehingga kandungan nutrisinya masih utuh. Selain itu, tetap batasi konsumsi makanan manis dan jangan lupa untuk rutin periksa gigi ke dokter.
3. Cokelat dapat menyebabkan kenaikan berat badan
Cokelat dianggap menimbun lemak yang tinggi. Faktanya, setiap makanan cokelat bisa menjadi bagian dari diet sehat. Bar cokelat rata-rata mengandung 220 kalori, yang cukup rendah untuk menjadi bagian dari diet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika cokelat dikonsumsi dalam jumlah yang sedang dan tetap menjaga porsi makan cokelat hitam dapat menjadi bagian dari diet. National Institutes of Health, menyebutkan bahwa konsumsi cokelat dalam jumlah sedikit setiap lima hari dalam seminggu dikaitkan dengan Body Mass Index yang lebih rendah.
4. Cokelat menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif
Mitos tersebut berkembang bahwa gula pada cokelat dapat menyebabkan hiperaktif. Faktanya beberapa penelitian mengatakan bahwa tidak ada kaitannya antara kandungan gula dalam cokelat dengan perilaku hiperaktif pada anak-anak. Justru yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif adalah keadaan lingkungan yang menciptakan kegembiraan luar biasa bagi anak.
5. Penderita diabetes dilarang mengkonsumsi cokelat
Cokelat hitam aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Cokelat hitam mengandung 70 persen kakao yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Selain itu, coklat hitam juga mengandung polifenol yang lebih tinggi daripada coklat biasa. Polifenol adalah senyawa pada cokelat hitam yang bisa menjaga kesehatan jantung.
Studi terbaru juga menunjukkan bahwa dark chocolate dapat meningkatkan insulin pada orang dengan gula darah normal, sehingga pada penderita diabetes dapat mengkonsumsi dark chocolate ini satu sampai dua batang per minggu.
6. Cokelat dapat meningkatkan kolesterol jahat (Low Density Liproprotein Cholesterol)
Mitos tersebut berkembang di masyarakat karena dianggap mengandung lemak jenuh yang dapat memperburuk kolesterol jahat (Low Density Liproprotein Cholesterol). Faktanya beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam stearat yaitu lemak jenuh utama yang terkandung dalam cokelat tidak meningkatkan kadar kolesterol dengan cara yang sama seperti jenis lemak jenuh lainnya. Dengan mengkonsumsi cokelat batangan 1,4 ons sebagai pengganti camilan kaya akan karbohidrat yang terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (High Density Liproprotein Cholesterol).
7. Cokelat tidak mengandung nilai gizi
Mitos tersebut berkembang di masyarakat bahwa cokelat tidak memiliki kandungan gizi apapun, melainkan banyak dampak buruknya bagi kesehatan. Faktanya cokelat merupakan sumber magnesium, tembaga, besi dan seng yang baik dan mengandung polifenol (antioksidan yang juga ditemukan dalam teh dan anggur merah) yang dikenal dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Bar cokelat rata-rata mengandung antioksidan dalam jumlah yang sama dengan segelas anggur merah 5 ons. Sedangkan, menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Tufts di Boston dan Universitas L’Aquilla di Italia, satu porsi cokelat hitam setiap hari mengandung lebih banyak antioksidan daripada cokelat susu yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan resistensi insulin.
8. Cokelat menyebabkan sakit kepala
Mitos tersebut berkembang di masyarakat bahwa cokelat dapat menyebabkan sakit kepala. Faktanya sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Pittsburgh yang diterbitkan dalam Jurnal Neourologi Cephalagia tidak menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi cokelat dengan sakit kepala. Hasil penelitian doule blind dari 63 peserta yang diketahui menderita sakit kepala kronis disebabkan oleh amina dalam makanan (termasuk histamine dan beta phenylethylamine) yang terkandung dalam keju cheddar, kacang-kacangan, daging, dan alkohol.
Advertisement